REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Bentrokan-bentrokan antara kelompok Islamis dan pasukan Libya yang setia kepada jenderal pembangkang Khalifa Haftar menekan serangan terhadap para pelaku jihad dan menewaskan enam tentara serta sipil, Senin, di kota timur Benghazi, kata petugas medis.
Para gerilyawan Islam, termasuk kelompok garis keras Ansar al-Sharia, menyerang satu pangkalan pasukan khusus elit yang setia kepada jenderal pemberontak Khalifa Haftar, memicu bentrokan, kata komandan pangkalan udara Benghazi yang juga telah berpihak padanya.
Para pejabat medis di dua rumah sakit di daerah itu mengatakan, sedikitnya tujuh orang tewas dan 11 luka-luka.
Sementara itu Libya kembali menegaskan di Ibu Kota Aljazair, Aljier, dukungan penuh mereka bagi dialog yang melibatkan banyak pihak antara kelompok yang bertikai dalam upaya mewujudkan perdamaian yang berkesinambungan.
"Para menteri luar negeri negara tetangga Libya kembali menegaskan dukungan mereka bagi semua upaya dan gagasan dengan tujuan meluncurkan dialog nasional Libya, memelihara keadilan peralihan, dan mengonsolidasikan landasan bagi lembaga negara dan proses demokratis dalam suasana damai, stabil dan tenang," demikian isi pernyataan yang dikeluarkan pada akhir pertemuan konsultasi Menteri Luar Negeri Aljazair, Mesir, Sudan dan Tunisia.
Pertemuan tersebut diselenggarakan pada 27-28 Mei di Ibu Kota Aljazair, Aljier.
Mereka menekankan perlunya menggabungkan upaya mereka dengan Liga Arab dan Uni Afrika guna membantu Libya, dan mendesak dilakukannya pendekatan bersama dan peta jalan yang mencerminkan prioritas dan aspirasi rakyat Libya.
Libya telah dirongrong kerusuhan dan krisis politik sejak 2011, setelah meletusnya perlawanan rakyat Libya terhadap kekuasaan rejim mendiang Muammar Gaddafi.