Selasa 03 Jun 2014 11:31 WIB

Wanita Tak Berkebaya Tak Bisa Shalat di Keraton

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Citra Listya Rini
Keraton Yogyakarta
Foto: Yogyayes
Keraton Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Budaya Jawa yang sangat kuat hingga kini masih diterapkan di dalam lingkungan Keraton Kesultanan Yogyakarta. Setiap tamu yang datang ke kediaman Sri Sultan Hamengkubuwono tersebut harus memakai pakaian adat setempat.

Namun, peraturan itu rupanya menyulitkan rombongan wartawan yang kebetulan sedang meliput pertemuan calon presiden Joko Widodo dengan Sri Sultan pada Senin (2/6). Saat itu, pertemuan berlangsung di Keraton Kilen selepas Dzuhur.

Sambil menunggu pertemuan tertutup yang dilakukan Jokowi dan Sri Sultan selesai, sejumlah wartawan ingin menunaikan shalat Dzuhur. Para Abdi Dalem Keraton, yang berkebaya dan bersanggul lengkap, mengarahkan wartawan untuk menuju masjid yang berada di luar Gerbang Keraton. 

Karena merasa masjid tersebut terlalu jauh, wartawan meminta agar ditunjukkan mushala terdekat. Namun demikian, Abdi Dalem Keraton menjelaskan bahwa wanita yang tak mengenakan kebaya lurik dan kain batik tidak diijinkan untuk shalat di mushala.

Sebab, untuk menuju mushala harus memasuki area keraton yang lebih dalam. "Mohon maaf mba, tidak bisa," ujar salah satu abdi dalem.

Mempertahankan budaya dan adat istiadat yang diwariskan oleh leluhur memang baik. Meski demikian, ada baiknya jika kebudayaan tersebut tidak mempersulit orang lain yang ingin menunaikan kewajiban beribadah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement