REPUBLIKA.CO.ID, SENTUL -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengikuti perkembangan jelang pilpres 2014. Tak terkecuali perkembangan di media sosial. Sebagai tokoh yang aktif di Twitter, Facebook, dan Youtube, ia melihat peperangan di dunia maya dari masing-masing pendukung capres.
"Perang di sosial media. Luar biasa. Saya kadang-kadang juga senang rakyat kita peduli pada politik. Tapi prihatin karna bahasa, kata-kata, dan ungkapannya melebihi kepatutan," katanya.
Menurutnya, para capres punya tanggung jawab pula untuk ikut mendidik dan mencerdaskan masyarakat Indonesia dalam pesta demokrasi saat ini. Apalagi pilpres tahun ini sedikit istimewa karena tidak ada babak penyisihan dan hanya melibatkan dua kandidat.
Ia mengibaratkan pilpres kali ini seperti pertandingan olah raga dan langsung babak final. Berbeda dengan tahun 2004 yang melibatkan 5 kandidat dan ada putaran kedua ataupun pilpres 2009 yang melibatkan 3 kandidat.
Dengan hanya dua kandidat, maka ada kekhawatiran ekses dan benturan fisik bisa timbul karena persaingan yang keras. Presiden pun meminta agar ketertiban kampanye pemilu diperhatikan.
"Jaga kedamaian dan ketertiban kampanye pemilu. Mari cegah penyataan, aksi provokatif, dan agitatif baik capres, cawapres, dan tim sukses bisa menyulut emosi. Banyak cara kampanye tanpa harus menimbulkan ekses dan benturan fisik yang tidak perlu," katanya.