REPUBLIKA.CO.ID, BLORA -- Mantan ketua umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif meminta pemerintahan mendatang memperhatikan nasib masyarakat marginal, utamanya petani dan buruh kota.
Hal ini Buya Syafii saat meresmikan Pabrik Gula PT Gendhis Multi Manis (GMM), Rabu (4/6) siang, di Todanan-Blora. Hadir dalam peresmian tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Presiden Direktur GMM Lie Kamadjaya, puluhan pejabat daerah serta para budayawan yang akan memeriahkan festival rakyat selama satu bulan ke depan.
"Saya pesimis nasib petani tebu akan terangkat derajat hidupnya jika pemimpin bangsa ini terus tutup mata. Siapa pun presiden terpilih besok, dia harus melakukan perubahan radikal dalam kebijakan pertanian agar para petani tebu di Blora dan tempat lain mengerti apa arti kemerdekaan. Dalam satu bulan ke depan, kesempatan emas kita untuk mencari dan memilih pemimpin yang pro pemberdayaan petani," ungkap pendiri MAARIF Institute ini.
Menurut Buya Syafii, kehadiran Pabrik Gula GMM harus dilandasi komitmen memanusiakan petani tebu. "Saya mengenal pribadi Kamadjaya, otak di balik proyek tidak main-main ini. Hebatnya pengusaha gula ini patriotik, bisnis gula tidak semata-mata mengeruk keuntungan tapi juga menjahit nasib orang lain. Harus muncul banyak pengusaha semacam ini agar slogan kemandirian pangan tidak lagi macan kertas," pungkasnya dihadapan ribuan petani tebu.