REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Perumahan Israel, Uri Ariel telah menyerukan pembangunan 1.500 unit rumah baru pemukiman Yahudi di daerah sengketa, Kamis (5/6). Ariel mengumumkan tender atas pemukiman tersebut pada Rabu (4/6) malam.
Hal itu dinilai sebagai balasan atas langkah peresmian pemerintahan bersama Palestina dan Hamas. Surat kabar Israel, Haaretz mengutip pernyataan Ariel yang mengatakan ini adalah respon zionis yang tepat untuk pemerintahan teroris Palestina.
Berdasarkan pernyataannya, tender tersebut mencakup pembangunan 223 apartemen baru di Efrat, 484 unit rumah di Beitar Ilit, 38 unit rumah di Geva Binyamin (Adam), 76 unit rumah di Ariel, 78 unit rumah di Alfei Menashe, 155 unit rumah di Givat Ze'ev, 55 unit rumah di Agan Ha’ayalot dan 400 unit baru di Ramat Shlomo yang berdekatan dengan Yerusalem timur.
‘’Israel memiliki hak dan kewajiban untuk membangun sebuah negeri, dan tender ini baru permulaan,’’ kata Ariel. Dikutip Reuters, para pejabat Israel lain tidak bersedia dimintai komentar mengenai keputusan tersebut.
Kementerian Konstruksi dan Perumahan mengumumkan beberapa langkah yang diperlukan akan dilakukan sebelum konstruksi dimulai. Yang jelas, Israel telah bersumpah untuk mengambil tindakan penghukuman dalam menanggapi pemerintah persatuan Palestina yang dibentuk pekan lalu.
Kabinet baru Palestina yang berkolaborasi dengan Hamas telah dilantik pada Senin (2/6). Rekonsiliasi tersebut dicemooh Israel namun diakui secara internasional. Presiden Israel, Benjamin Netanyahu memutuskan pada Senin pemerintahnya tidak akan lagi mengadakan pembicaraan dengan Palestina.
Namun, kerja sama dalam bidang keamanan akan tetap dilakukan Israel dengan negeri pimpinan Mahmoud Abbas itu. Amerika Serikat mengatakan akan bekerjasama dengan pemerintahan baru. Israel mengungkapkan kekecewaannya atas hal tersebut.