Selasa 10 Jun 2014 18:18 WIB

20 Perempuan Kembali Diculik di Nigeria

Rep: C66/ Red: Yudha Manggala P Putra
People demand for the release of 200 secondary school girls abducted in the remote village of Chibok, during a protest at Unity Park in Abuja May 11, 2014.
Foto: Reuters/Joe Penney
People demand for the release of 200 secondary school girls abducted in the remote village of Chibok, during a protest at Unity Park in Abuja May 11, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, KANO -- Sekelompok pria bersenjata melakukan penculikan terhadap 20 perempuan di Nigeria. Hal ini dikatakan oleh pejabat negara bagian Borno, Nigeria, Senin (9/6). Penculikan terjadi di dekat Chibok, sebuah desa yang pada dua bulan lalu menjadi lokasi penculikan lebih dari 200 siswi di asrama sekolah oleh Boko Haram.

Insiden terjadi tepatnya di Desa Garkin Fulani, dimana menjadi tempat pertama yang menjadi sasaran kelompok penyerang di wilayah timur laut negara tersebut. Sekelompok pria bersenjata yang menggunakan seragam militer, lengkap dengan senjata datang ke desa terpencil tersebut pada Sabtu (7/6) siang. Mereka dikatakan membawa secara paksa sekitar 20 perempuan muda yang ada di desa tersebut. 

Namun, dari keterangan yang ada dari orang-orang yang berada di Desa Garkin Fulani, jumlah perempuan yang diculik adalah 40 orang. "Mereka mengambil 40 perempuan, semua adalah ibu-ibu muda," ujar seorang sumber di desa, dilansir dari CNN, Senin (9/6).

Keberadaan wanita-wanita yang diculik hingga kini belum diketahui. Para penculik juga belum melakukan kontak apapun dengan keluarga korban.

Alhaji Tar, anggota Kelompok Vigilaten Nigeria mengatakan hanya terdapat sedikit penduduk yang tinggal di Desa Garkin Fulani. Kelompok Vigilaten adalah kelompok dari desa yang dibentuk untuk memberi keamanan pada tiap penduduk desa.

Selain perempuan-perempuan muda, kelompok bersenjata itu juga membawa tiga orang laki-laki. Tiga orang itu dibawa karena mencoba menghentikan upaya penculikan yang tengah terjadi.

"Kami juga mencoba untuk menyusul kendaraan penculik, namun kendaraan kami tidak dapat bergerak dengan cepat," ujar Tar, dilansir dari BBC, Senin (9/6).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement