REPUBLIKA.CO.ID, NOVOHANNIVKA-- Ukraina akan menindak tegas pemberontak yang menembak jatuh pesawat angkut militer di Luhansk. Hal ini dinyatakan oleh presiden terpilih Ukraina, Petro Poroshenko, Ahad (15/6).
Dalam serangan yang dilancarkan oleh kelompok pemberontak pro Rusia itu, sebanyak 49 orang tewas. Sembilan awak pesawat dan tentara yang berada di pesawat angkut militer Ukraina tewas dalam kejadian itu, Sabtu (14/6).
Poroshenko berbicara tegas pada pejabat keamanan negara dalam pertemuan darurat setelah serangan di Luhansk. Poroshenko menilai pejabat keamanan telah lalai melakukan tindakan keamanan untuk melindungi pesawat militer.
Hal ini menjadi kemunduran bagi kesepakatan damai Ukraina dan Rusia yang rencananya segera dimulai. Ukraina menuding gerakan pemberontak di negara itu hingga saat ini masih didukung oleh Rusia. Penembakan jatuh pesawat yang dilakukan kelompok pro Rusia dikecam keras oleh Amerika Serikat (AS).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Ban Ki-moon juga menyatakan keprihatinan atas tindakan baru pemberontak di Ukraina. Para analis mengatakan hal ini dapat membuat sanksi baru pada Rusia, yang dituding mempunyai peran dalam serangan.
"Serangan dari pemberontak ini menunjukan Rusia tidak berbuat banyak dalam kesepakatan damai yang hendak dilakukan dengan Ukraina," ujar Timothy Ash, seorang analis di Standard Bank PLC pada AP, Sabtu (14/6).
Selain itu, Ash menekankan sanksi baru untuk Rusia nampaknya diperlukan. Ia berharap pembahasan sanksi baru pada Rusia dapat segera dibahas oleh AS dan negara-negara Barat mulai minggu depan.