REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Iran mensinyalkan, akan bekerja sama untuk menangkap pemberontak Sunni di Irak. Sinyal tersebut terlihat ketika Menteri Luar Negeri As John Kerry menyebutkan kolaborasi kedua negara adalah suatu hal yang konstruktif.
Jika hal tersebut terjadi, kerja sama antara AS dan Iran terjadi untuk pertama kalinya dalam tiga dekade setelah sebelumnya mereka berkolaborasi untuk menyerang Taliban di Afghanistan 13 tahun lalu.
Dalam wawancara dengan Yahoo News, Kerry mengatakan, pemberontakan di Irak adalah ancaman yang nyata. Menurut dia, ancaman tersebut harus dijawa dengan serangan udara. Ketika ditanya tentang kerja sama denga Iran, ia mengatakan, "Saya tak akan mengesampingkan suatu hal yang konstruktif," ujarnya seperti yang dikutip New York Times, Senin (16/6).
Sementara itu, pejabat senior dari Pemerintahan Obama mengatakan, Wakil Menlu William J. Burns kemungkinan akan berunding dengan Iran mengenai Irak dalam perbincangan tengan nuklir yang akan dilaksanakan pada Rabu depan di Wina. "Kemungkinan mereka akan mendiskusikan hal tersebut," ujar sumber yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Presiden Dewan Nasional AS Iran Trita Parsi menyambut rencana kerja sama tersebut. "Iran telah terbuka pada serangan AS di Irak. Iran tidak sedang mencari hegemoni di wilayah dan tidak dapat merealiasikan keinginan tersebut," ujar Parsi.