Kamis 19 Jun 2014 17:51 WIB

PP Muhammadiyah: Wimar Adu Domba Warga Muhammadiyah

PP Muhammadiyah menggelar Sidang Tanwir di Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad (25/5).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
PP Muhammadiyah menggelar Sidang Tanwir di Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Simpatisan capres Jokowi, Wimar Witoelar mengunggah foto yang menyudutkan capres Prabowo Subianto. Itu lantaran Wimar mengunggah banner yang sarat provokasi di akun Facebook miliknya--yang sekarang sudah dihapus--di mana lambang persyarikatan Muhammadiyah ditampilkan dengan mencantumkan keterangan "Gallery of Rogues.. Kebangkitan Bad Guys" (15/6/2014).

Banner itu berupa gabungan Prabowo yang didampingi pimpinan parpol koalisi beserta AA Gym dengan latar belakang Imam Samudra dan Usamah Bin Laden. Tidak ketinggalan pula, dicantumkan logo Persayarikatan Muhammadiyah di banner itu.

Wakil Sekretaris Majelis Pustaka Informasi PP Muhammadiyah Iwan Setiawan sangat menyayangkan tindakan provokatif Wimar. Dia menyarankan agar Wimar secara pribadi mau menyatakan permintaan maaf kepada Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

"Terlebih Wimar sebagai seorang jurnalis harusnya sangat faham akan etika dan kode etik dalam menyampaikan pendapat melalui media sosial, kecuali memang Wimar memiliki agenda pribadi yang tidak baik untuk mengadu domba warga Muhammadiyah," katanya dalam laman resmi muhammadiyah.or.id yang dikutip Republika Online.

Terhadap ribuan usulan dan tuntutan warga Muhammadiyah, khususnya yang tergabung dalam sosial media, agar melaporkan Wimar karena melanggar UU ITE, Iwan  menyampaikan, bahwa hal itu diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan PP Muhammadiyah, sebagai institusi tertinggi persyarikatan.

Selain berharap agar Wimar segera menghapus banner tersebut dan meminta maaf secara publik melalui media sosial, Iwan juga menghimbau agar warga muhammadiyah tetap berpikir cerdas dan tidak mudah untuk terprovokasi terhadap kasus itu.

"Dengan senantiasa mengedepankan semangat sillaturahmi dan tabayyun, agar kita dijauhkan dari dusta dan fitnah. Terlebih situasi saat ini sangat sensitif terhadap segala hal," harap Iwan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement