REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura pada Kamis sore mendeteksi adanya enam titik panas (hotspot) di Sumatera dan lima di antaranya berada di daratan Provinsi Riau.
"Terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir yakni ada toga titik," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Said Saqlul Amri kepada pers di Pekanbaru lewat pesan elektronik yang diterima, Kamis malam.
Sementara dua titik panas lainnya menurut NOAA berada di Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Siak.
Namun Satelit Modis Terra dan Aqua pada pukul 16.23 WIB justru tidak merekam keberadaan titik panas di Riau.
Sebelumnya pada Rabu (18/6) Satelit NOAA 18 diriliskan menemukan 21 "hotspot" di daratan Riau.
Sementara di hari itu juga, Bupati Kabupaten Rokan Hilir Suyatno, yang melakukan pemantau kebakaran hutan dan lahan lewat udara dan mendapati lebih 20 titik kebakaran tersebar di sejumlah lokasi daerah itu. Suyatno menyatakan pemantauan lewat udara dilakukan bersama Kapolres Rokan Hilir Ajun Komisaris Besar Tonny Hermawan sejak siang tadi.
Ia mengatakan, pihaknya sudah berupaya agar api tidak menjalar terlalu besar dan luas, dirinya telah meminta camat dan masyarakat peduli api (MPA) serta Dinas Kehutanan untuk datang ke lokasi kejadian.
Pemadaman menurut Suyatno harus dilakukan segera sebelum api terus merambah dan lebih luas lahan yang hangus.
Dalam mengatasi maslaha ini, perusahaan juga diminta agar dapat memberikan bantuan. "Perusahaan bisa bekerjasama dengan masyarakat, camat, penghulu dan tokoh lainnya untuk memadamkan api," kata dia.