Ahad 06 Jul 2014 14:35 WIB

Muhammad Ali Imran, Dai Jambi Dari Suku Kubu, Penjara hingga ke Kota (2)

Ustadz Ali Imron
Foto: Istimewa
Ustadz Ali Imron

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Daerah Jambi masih banyak dikelilingi daerah pedalaman. Daerah yang terletak di Sumatera ini masih dikelilingi perbukitan dan hutan. Di Jambi juga banyak perkebunan karet dan sawit. Masyarakatnya multi etnis. Untuk daerah pelosok, selain pribumi juga banyak warga transmigrasi dari berbagai daerah, salah satunya Jawa. Di Jambi juga ada suku Kubu atau anak dalam. Suku ini tinggal nomaden atau berpindah-pindah dari satu ke daerah lain tergantung cuaca. Daerah paling banyak Suku Kubu yaitu di Batanghari dan Bukit 12.

 

Suku ini masih sangat tradisional. Mereka acapkali hanya menggunakan sarung yang diselempangkan ke tubuh. Namun, tak sedikit yang telah berpakaian sempurna. Bahasa suku ini menggunakan bahasa Jambi tempoe doloe. Karena itu, jika berinteraksi dengan mereka harus menggunakan bahasa yang sama. Kebanyakan mereka penganut animisme. Mereka punya undang-undang tak tertulis tentang alam. Mereka begitu menjunjung tinggi alam: menyatu dengan alam, dan memeliharanya.

 

Suku Dalam ini tak lepas dari bidikan dakwah Imran. Imrah beberapa kali telah berdakwah pada mereka. Untungnya, Imran yang asli Palembang ini paham sedikit bahasa Jambi. Karena itu, tak begitu sulit untuk mendakwahi mereka. Pendekatan dakwah yang dilakukan Imran melalui alam. Seperti dalam Islam, manusia juga memiliki adab dan hubungan dengan alam. Manusia harus memelihara alam dengan baik. Hal itu mudah diterima Suku Dalam. Namun, karena gaya hidup suku ini yang nomaden pendekatan dakwah agak sulit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement