Selasa 08 Jul 2014 12:27 WIB

Anas: Kader Mau Ngedip Saja Harus Minta Izin SBY

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Bilal Ramadhan
Terdakwa dugaan korupsi proyek Hambalang Anas Urbaningrum menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (7/7).
Foto: antara
Terdakwa dugaan korupsi proyek Hambalang Anas Urbaningrum menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (7/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Mantan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Anas Urbaningrum memang sudah tak lagi terlibat dalam panggung politik Indonesia. Kasus proyek Hambalang yang menjeratnya hingga ke pengadilan, membuat eksistensi pria asal Blitar, Jawa Timur ini hilang dalam pesta demokrasi Indonesia.

 

Namun, meski sekarang berada di balik jeruji tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pandangan Anas mengenai Pilpres kali ini masih ditunggu. Setidaknya momen semalam di Gedung Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta menunjukan hal itu.

 

Senin (7/7) malam, sekitar pukul 19.00 WIB, usai menjalani sidang, pernyataan Anas soal Pilpres diburu oleh awak media. Dalam kesempatan itu, Anas mengatakan bahwa Demokrat yang pernah dipimpinnya memang akan banyak memberikan suara ke Prabowo-Hatta.

Prediksi itu, bersandar pada sikap Demokrat yang sudah berdeklarasi untuk mendukung pasangan nomor urut satu tersebut. “Tapi namanya pemilih (konstituen Demokrat), ya belum tentu ikut sikap politik partainya. Apalagi pilpres, biasanya independen,” ujarnya.

 

Namun menurutnya, untuk mereka kader Demokrat, sudah jelas akan memberikan suaranya kepada Prabowo-Hatta. Anas mengatakan, ia mengetahui benar tabiat kader di partainya. “Ya pasti banyak pilih Prabowo, sudah ada kodenya, kader-kader pasti ngerti,” kata Anas.

 

Sebelumnya, prediksi Anas soal sikap Partai Demokrat pun pernah tepat ketika kader parpol ini berdeklarasi mendukung Prabowo. Saat itu, meski dukungan tersebut dicetuskan oleh kader, namun menurutnya itu sudah pasti atas perintah Ketum mereka, Susilo Bambang Yudhoyono.

 

“Semua sikap partai Demokrat itu, Pak SBY yang tentukan, kader mau ngedip saja harus minta ijin Pak SBY, apalagi beri dukungan,” tegas Anas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement