REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) segera mengirimkan sejumlah dokter ahli bedah ke Gaza. Hal itu sebagai aksi kemanusiaan atas serangan Israel ke Gaza sejak 6 Juli 2014.
Ketua Presidium MER-C dr Hendri Hidayatullah, mengatakan di Gaza sudah berdiri Rumah Sakit Indonesia namun belum bisa dioperasionalkan lantaran masih kosong. Rumah Sakit Indonesia didirikan atas bantuan masyarakat Indonesia sebesar Rp 40 miliar. Saat ini MER-C telah mengirim 19 relawan ke gaza.
"Insyaallah kalau tim medis dan tim bedah akan segera kami kirim tujuh sampai 10 orang antara lain ada ahli bedah, ahli bedah saraf, anestesi, dan dokumentasi," kata Hendri dalam konferensi pers mengenai Situasi Gaza Terkini di kantor MER-C Jl Kramat Lontar Senen Jakarta Pusat, Jumat (11/7) siang.
Sampai saat ini total donasi untuk alat kesehatan di RS Indonesia di Gaza per 1-11 Juli telah terkumpul Rp 7,6 miliar. Sedangkan total donasi untuk kemanusiaan di Gaza per 1-11 Juli telah terkumpul Rp 597 juta di mana Rp 200 juta sudah dikirim ke Gaza untuk bantuan korban agresi Israel, bantuan keluarga dhuafa, bantuan untuk iftaar (makanan untuk berbuka puasa) anak yatim dan iftaar keluarga dhuafa.
Namun, MER-C masih terus menggalang dana sebesar Rp 65 miliar untuk pengadaan alat kesehatan agar RS Indonesia di Gaza dapat segera beroperasi. Sehingga akan lebih banyak warga Palestina di perbatasan Gaza-Israel tertolong.
MER-C secara tegas mengutuk dan menuntut dihentikannya agresi yang dilakukan Israel terhadap rakyat Gaza serta meminta Mesir dapat segera mempermudah jalur keluar-masuk bantuan bagi warga Gaza. "Kami mengajak semua orang yang cinta kemanusiaan untuk melakukan aksi, memberi dukungan serta memohon doa demi terciptanya situasi aman di Gaza," imbuh Hendri.