REPUBLIKA.CO.ID, GAZA— Sekitar 75 persen wilayah Gaza mengalami mati listrik pascaserangan militer Israel ke wilayah tersebut pada Rabu (9/7). Hal itu disebabkan rusaknya dua jalur utama pasokan listrik akibat serangan.
“Dua dari tiga jalur pasokan listrik rusak, yang berarti 75 persen kota Gaza tidak dapat menerima pasokan listrik,” kata Humas perusahaan listrik Gaza, Jamal Al-Dresdawi sebagaimana dilaporkan Ma’an News Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) pada Jumat (11/7).
Perbaikan, kata dia, tidak dapat dilakukan segera karena serangan hingga saat itu masih berlangsung di Gaza. Ini berarti, hanya 25 persen wilayah yang mendapatkan pasokan listrik dan sistem pengalirannya dilakukan secara bergantian.
Dijelaskannya, jalur listrik dari Rafah ke Kairo rusak sebanyak tiga kali dalam dua hari terakhir. “Terakhir kali diperbaiki pada pukul delapan malam dan berhasil menyala selama 30 menit, kemudian rusak lagi,” jelasnya.
Pada 1990-an, Otoritas Palestina mulai mengambil alih hutang listrik perusahaan, tetapi pendudukan Israel atas Palestina membuat kontrol ekonomi tidak stabil sehingga terjadi krisis keuangan berulang di Palestina.