REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia menaikkan tingkat suku bunganya untuk pertama kali setelah lebih dari tiga tahun. Hal ini dilakukan setelah pertumbuhan yang cepat dan adanya ketidakseimbangan risiko finansial.
Bank Negara Malaysia (BNM) menaikkan suku bunga acuan 25 basispoin menjadi 3,25 persen. "Pergerakan di masa depan akan bergantung pada kestabilan risiko dan inflasi," tulis pernyataan BNM, seperti dilansir Bloomberg, Ahad (13/7).
Malaysia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang menaikkan suku bunga acuan tahun ini. Hal ini menandakan keyakinan pembuat kebijakan terhadap pulihnya pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan membaiknya ekspor dan permintaan domestik.
Salah satu faktor pendorong kenaikan suku bunga acuan ini adalah prospek pertumbuhan perusahaan di Malaysia yang dinilai cukup baik. Selain itu, bank sentral juga melihat tingkat inflasi yang berada di atas rata-rata jangka panjang.
Normalisasi ekonomi ini juga bertujuan untuk memitigasi risiko ketidakseimbangan ekonomi dan finansial yang lebih luas. Hal ini ditakutkan merusak prospek pertumbuhan ekonomi Malaysia.
"Evaluasi lebih lanjut akan bergantung pada penilaian Komite Kebijakan Moneter seputar prospek pertumbuhan domestik dan inflasi," tulis pernyataan BNM.
Harga konsumen meningkat 3,2 persen pada Mei 2014 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio ini melambat dari 3,5 persen pada Maret dan Februari 2014. Bank sentral memprediksi harga konsumen di akhir tahun ada di kisaran tiga sampai empat persen.
Krystal Tan, analis Capital Economics Ltd yang berbasis di Singapura menyatakan, data ekonomi Malaysia dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan perbaikan. Artinya, ekonomi negara ini cukup sehat untuk menahan pengetatan kebijakan moneter. "Kami melihat akan ada kenaikan lagi di akhir tahun," kata Tan.
Jonathan Sequeira dari Goldman Sachs Group Inc memprediksi BNM akan menaikkan lagi suku bunga acuan sebesar 25 basispoin. Barclay Plc melihat kenaikan akan dilakukan pada September mendatang, sementara Bank of America melihat kenaikan dilakukan pada November.
Bulan lalu, Deputi Gubernur BNM Sukhdave Singh menyatakan, produk domestik bruto (PDB) Malaysia akan berada di atas 4,5 persen sampai 5,5 persen. Tahun lalu, PDB Malaysia hanya tumbuh 4,7 persen.