Selasa 15 Jul 2014 18:35 WIB

Arab Saudi Khawatirkan Kapasitas Masjidil Haram

Rep: Hilyatun Nishlah/ Red: Chairul Akhmad
Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Foto: AP
Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Ramadhan menjadi bulan bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah. Tak ayal selama bulan ini banyak Muslim yang sengaja datang ke Tanah Suci untuk melaksanakan umrah, khususnya dalam 10 hari terakhir.

Namun, otoritas Arab Saudi menyarankan agar Muslim hanya melaksanakan umrah sekali saja selama bulan suci ini.

Otoritas di Saudi mengatakan, sebelum Ramadhan kemarin, jumlah jamaah umrah mencapai 5,2 juta orang. Saudi khawatir membludaknya jamaah yang tak diimbangi dengan kapasitas cukup hanya akan merugikan pengunjung.

Makkah telah menjadi tempat berkumpulnya umat Islam terbesar. Rencananya, jika proses pemugaran Masjidil Haram selesai, area lingkaran Ka’bah untuk pelaksanaan tawaf dapat menampung 130 ribu jamaah dari sebelumnya 30 ribu.

Jamaah Mesir ditolak

Secara terpisah, otoritas pelayanan Umrah dan Haji Arab Saudi menolak ribuan permintaan visa umrah yang diajukan lembaga pariwisata Mesir. Penolakan dilakukan karena banyak jamaah Mesir yang kerap melebihi batas masa tinggalnya. Hal tersebut menyebabkan penyedia jasa pariwisata Mesir mengalami kerugian  besar.

“Keputusan bertentangan dengan aturan dan prinsip-prinsip hubungan perdagangan di seluruh dunia,” ujar Nasser al-Turki, Ketua Majelis Wisata Religi di Kairo, seperti dikutip Arab News, pekan lalu.

Ia mengatakan, lebih dari 75 ribu warga Mesir kehilangan hak ziarah dalam satu tahun terakhir. Perusahaan Arab Saudi menuduh lembaga Mesir gagal menjamin kedatangan dan kepulangan peziarah secara tepat waktu.

Mohammmed Abdul Bar, direktur dari perusahaan wisata religi berbasis di Makkah, membantah pemberitaan tersebut. “Belum ada keputusan untuk menolak permintaan visa umrah dari jamaah Mesir,” katanya. 

Bahkah, ia mengungkapkan, sehari-hari banyak jamaah Mesir terus berdatangan ke Makkah. Menurut Abdul Bar, hal tersebut hanya soal kesepakatan yang tertunda antara agen-agen di Kerajaan Arab Saudi dan Mesir.

Namun, pernyataan berbeda disampaikan Presiden Komite Haji dan Umrah di Kamar Dagang Perindustrian dan Perdagangan Saudi Saad Al-Quraishi  “Otoritas jasa pelayanan umrah tidak dapat menyetujui 500 ribu lebih permintaan visa selama bulan Ramadhan. Hal ini berarti beberapa aplikasi tak diragukan telah ditolak.”

Sekitar 50 ribu peziarah Mesir kemungkinan tidak bisa berangkat umrah pada Ramadhan.  Kementerian Haji mengungkapkan, sekitar enam juta visa umrah telah dikeluarkan tahun ini. Sebanyak 400 ribu di antaranya dikeluarkan pada bulan ini. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement