REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM -- Israel mengatakan akan kembali melakukan gencatan senjata untuk sementara waktu, Rabu (16/7). Hal ini dilakukan menyusul seruan dari PBB yang meminta gencatan senjata untuk alasan kemanusiaan.
PBB, melalui koordinator khusus untuk proses perdamaian Timur Tengah, Robert Serry telah meminta Israel menyetujui gencatan senjata. Gencatan senjata menurut PBB perlu dilakukan Israel karena telah menimbulkan korban sipil yang telah mencapai ribuan di Gaza.
Militer Israel mengatakan gencatan senjata akan segera mereka lakukan. Mereka mengatakan, gencatan senjata akan berlaku pada Kamis (17/7), mulai pukul 10 pagi hingga 4 sore, waktu setempat. Kementerian Pertahanan Israel mengatakan gencatan senjata dimaksudkan selain untuk alasan kemanusiaan, juga karena kerusakan yang banyak timbul di Gaza selama sepekan terakhir.
Namun, Israel tetap melarang warga di wilayah Beit Lahiya, Shujaeiya, dan Zeitoun, Gaza Utara untuk kembali ke rumah mereka setelah pukul 3 sore. Dalam beberapa hri terakhir, tentara Israel telah berkumpul di sepanjang utara Gaza untuk memperingati lebih dari 100 ribu warga, agar segera melakukan evakuasi.
Hal ini sangat menyulitkan warga Gaza, terlebih mereka tidak mempunyai tempat tujuan. Hal ini disebabkan, wilayah perbatasan Palestina dengan Mesir dan Israel selalu tertutup bagi mereka. Selama hampir tujuh tahun, wilayah perbatas benar-benar tertutup bagi warga Palestina, yang menyebabkan mereka terus mengalami kesulitan, baik untuk mengevakuasi diri dan mendapat bantuan dari dunia luar.