REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Produser Film Indonesia (PPFI), Firman Bintang, mendorong seluruh sineas lokal untuk terus berproduksi. Dengan aktif menghasilkan karya berkualitas diharapkan gairah masyarakat untuk menonton film anak negeri akan semakin baik dan terus meningkat.
''Andai saja anggota PPFI itu berhenti berproduksi, dapat dipastikan jumlah film nasional yang main di bioskop akan turun drastis. Dampaknya layar bioskop akan dikuasai film impor. Ini sungguh berbahaya,'' kata Firman dalam sambutannya pada perayaan 58 tahun PPFI di Jakarta, Rabu (16/7).
Firman mengatakan hingga kini sebanyak 80 persen produksi film dalam negeri merupakan hasil dari para produser yang bernaung di institusi PPFI. ''Tentunya sebagaimana semangat awal berdirinya maka PPFI akan berfungsi mengawal dan mempertahankan keberadaan perfilman Indonesia,'' ujarnya.
Lebih lanjut Firman mengatakan saat ini sebuah film hendaknya tidak lagi dipandang sebagai sebuah barang dagangan saja. Namun makna dari lahirnya sebuah film nasional adalah sebuah bentuk eksistensi kebudayaan. ''Film menjadi bagian penting dari hidup yang harus duipertahankan dengan segala macam perjuangan, kecintaan, kehormatan dan pengorbanan. Ini dikarenakan film merupakan produk budaya,'' katanya.
Dalam kesempatan tersebut Firman juga menjelaskan ketika awal pendirian PPFI anggotanya hanya berjumlah 17 perusahaan film. Namun pada 2007, anggota PPFI telah mencapai 150 perusahaan. ''Ke depan, kita akan terus mempertahankan dan mendorong karya-karya dari anggota PPFI bisa menghasilkan karya berkualitas,'' ujarnya.