REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) targetkan tingkat kehilangan air bersih di Jakarta sebesar 37 persen hingga akhir tahun ini. Tahun lalu angka kebocoran air bersih Palyja sebesar 39,8 persen.
Jumlah kebocoran yang berhasil diputus nantinya akan digunakan untuk pemakaian pelanggan baru.
Tingkat kehilangan air menurut Kepala Divisi Korporat Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial Palyja, Meyrita Maryanie terjadi karena terjadi kebocoran pipa dan pencurian air oleh warga.
Tingkat kebocoran pipa lanjutnya paling banyak terjadi di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Ini lantaran kedua wilayah tersebut merupakan wilayah tua dalam jaringan pipa air bersih Palyja.
"Sambungan pipanya sudah lama, sudah banyak yang tertimbun bangunan dan jalan baru. Sehingga sulit untuk membongkarnya," ujar Meyrita di Jakarta.
Selain itu, sulitnya mengendalikan tingkat kebocoran karena beberapa tidak bisa terdeteksi.
Dari Januari hingga Mei 2014 diakui perusahaan berhasil mendeteksi 144 titik sambungan ilegal. Dan jumlah air yang terselamatkan lebih dari 170 ribu meter kubik atau setara dengan pemakaian 9.000 pelanggan. Adapun kasus pencurian air yang ditemukan lebih dari 890 kasus.
"Sampai akhir 2013 Palyja berhasil menyelamatkan kebocoran air sebanyak 2,5 juta meter kubik," tambahnya.
Saat ini jaringan Palyja sudah menjangkau 61 persen di wilayah barat Jakarta. Atau sekitar 404.000 sambungan di 5.300 kilometer jaringan.