REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dinas Perkebunan Sumatera Selatan menyatakan harga minyak sawit mentah di provinsi itu pada Selasa tercatat Rp 8.282 per kilogram atau turun dibandingkan dengan kondisi dua pekan sebelumnya yang mencapai Rp 8.317.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Sumsel Benyamin di Palembang, Selasa (22/7), mengatakan harga minyak sawit mentah (CPO) sejak awal Juli 2014 hingga saat ini memang belum stabil karena pengaruh pasar luar negeri.
Harga CPO Sumsel, katanya, selain ditetapkan berdasarkan hasil rapat Dinas Perkebunan setempat dengan sejumlah pengusaha perkebunan kelapa sawit di daerah itu yang dilakukan dua kali sebulan, juga berpedoman pada pasar luar negeri.
Ia mengatakan harga CPO di Sumsel sejak awal Juli 2014 hingga saat ini kurang stabil, sedangkan pada Selasa terjadi penurunan dibandingkan dengan kondisi dua pekan sebelumnya.
Harga CPO Sumsel pada pekan kedua Juli 2014 masih di kisaran Rp 8.317/kg kemudian turun menjadi Rp 8.282, sedangkan harga buah sawit dalam bentuk tandan buah segar (TBS) kelapa sawit pada Selasa, tercatat Rp 1.813 juga terjadi penurunan dibandingkan dengan kondisi dua pekan sebelumnya mencapai Rp 1.845.
Ia mengatakan baik CPO maupun TBS harga jualnya di Sumsel sama-sama ditetapkan berdasarkan hasil rapat rutin yang diadakan dua kali setiap bulan.
Khusus hasil CPO, katanya, selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sebagian diekspor ke sejumlah negara konsumen sehingga menambah pemasukan devisa ekspor nonmigas Sumsel.
Sumatera Selatan termasuk salah satu provinsi sentra perkebunan kelapa sawit di Indonesia dengan lokasi kebun tersebar di sejumlah kabupaten dan kota, antara lain Kabupaten Muaraenim, Lahat, Musibanyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, dan Musirawas.
Luas areal perkebunan kelapa sawit di Sumsel sekitar 700.000 hektare, sebagian besar diusahakan oleh perusahaan perkebunan besar swasta nasional dan sebagian lainnya investor asing. Ia mengatakan dari puluhan perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut, sebagian besar telah menghasilkan, dan bahkan sudah banyak yang tidak lagi produktif perlu dilakukan peremajaan.