Selasa 22 Jul 2014 19:30 WIB

PM Abbott Canangkan Operasi untuk Identifikasi Korban MH17

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Tony Abbott telah mengumumkan operasi untuk mengamankan dan mengidentifikasi jenazah korban dari musibah pesawat Malaysian Airlines MH17. Menurutnya operasi ini akan dikoordinasi dari Ukraina oleh mantan panglima angkatan bersenjata Austtalia Angus Houston.

Operasi ini juga akan melibatkan pejabat konsuler, pakar forensik dan identifikasi korban, serta Investigator keamanan udara dari Ukraina dan Belanda. Sebuah alat pesawat militer C-17 milik Australia akan tiba di Belanda hari ini untuk membantu mengangkut jenazah korban keluar dari Ukraina.

Abbott berkata bahwa ketika jenazah sudah berhasil dipindahkan, para pakar akan memulai proses identifikasi secara mendetail dari para korban. “Saya ingin mengingatkan bahwa proses identifikasi ini sangatlah mendetail dan metodeologis sehingga akan memakan waktu beberapa minggu,” katanya kepada wartawan  di Canberra, baru-baru ini.

“Saya sadar hal ini akan memancing frustrasi, namun kita perlu melakukan proses ini dengan benar, akan gawat apabila kita mengumumkan identitas korban ke keluarga yang ternyata salah.”

Abbott menyambut keputusan PBB yang mendukung resolusi untuk melakukan investigasi secara independen.

Resolusi ini juga akan mendesak untuk didapatkannya akses menuju tempat kejadian perkara di bagian timur Ukraina.

Perdana Menteri Abbott mengaku sedih melihat keadaan di TKP.

“Siapapun yang sudah melihat gambar dan video yang beredar akan mengerti bahwa resolusi tindakan kriminal ini akan memakan waktu yang cukup lama,” kata Abbott.

“Apa yang sudah kita dapati adalah perusakan barang bukti dalam skala yang cukup besar dan hal itu harus dihentikan.”

Abbott mengatakan bahwa tempat kejadian harus diamankan dan partisipasi Australia yang diikuti oleh pasukan gabungan dari berbagai negara juga perlu dicanangkan.

“Tentunya, ada kebutuhan untuk mengamankan tempat kejadian dan menurut saya pengamanan untuk tempat itu lebih baik disediakan oleh negara negara yang telah dirugikan,” katanya.

“Keaadaan masih jauh dari ideal sekarang ini untuk investigasi dapat dilakukan tanpa adanya gangguan dari pihak luar.”

Pemimpin partai oposisi Bill Shorten mengatakan bahwa resolusi keamanan yang baru saja dibuat adalah langkah awal untuk membawa keadilan kepada para korban tragedi ini.

Berbicara dari Washington, Shorten berkata bahwa keputusan ada di tangan President Rusia Vladimir Putin untuk memastikan investigasi yang benar.

“Dunia akan melihat bagaimana Putin dan Federasi Rusia menindak lanjuti resolusi ini dengan perbuatan dan aksi nyata, dunia meminta kebenaran,” katanya.

Hari Selasa pagi Abbott memimpin rapat dengan kabinet dan komite keamanan nasional dan kemudian menandatangani buku duka cita di gedung parlemen.

Pada pesan duka citanya, Abbott menulis bahwa Australia dipersatukan dalam kesedihan.

“Kami berduka cita untuk semua korban, namun secara khusus untuk ke 37 warga Australia.”

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement