REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Seorang wartawan BBC Bahasa Arab (BBC Arabic), Feras Khatib, diserang pria Israel saat tengah meliput konflik di Gaza, Selasa (22/7) pagi waktu setempat. Kejadian tersebut terungkap lewat sebuah video yang diposting di laman YouTube belum lama ini.
AFP melansir, peristiwa terjadi saat Feras menyampaikan laporannya secara live dari Gaza. Feras yang kala itu mengenakan rompi pelindung bertanda ‘press’ tiba-tiba didorong dengan kuat oleh seorang pria tak dikenal—yang belakangan diidentifikasi sebagai warga Israel.
Dalam sebuah e-mail, juru bicara BBC Arabic mengatakan serangan itu terjadi lantaran laporan Feras telah menyulut kemarahan warga Israel.
“Feras tidak terluka. Setelah diserang, dia tetap melanjutkan laporannya seperti biasa. Si penyerang pun langsung pergi usai melakukan aksinya tersebut,” kata jubir BBC Arabic seperti dikutip dari Washington Post, Rabu (23/7).
Di tempat lainnya di Gaza, kantor berita Aljazeera juga mengalami penyerangan pada hari yang sama. Media yang berbasis di Qatar itu pun menyabut Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
“Ada dua tembakan yang sangat tepat disasarkan ke gedung kami. Tapi kini saya dan rekan-rekan yang lainnya sudah dievakuasi,” kata wartawan Aljazeera dari kantor biro Gaza, Stefanie Dekker.
Insiden itu terjadi sehari setelah Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, mengatakan bakal melarang Aljazeera beroperasi di wilayah Israel. Lieberman bahkan menuduh kantor berita tersebut sebagai cabang ‘jaringan organisasi teroris’.
“Komentar Menlu Israel itu merupakan ancaman langsung terhadap kami. Pernyataan tersebut tampaknya juga telah menjadi lampu hijau bagi para tentara Israel untuk menjadikan wartawan-wartawan kami di Gaza sebagai sasaran tembak mereka,” kata Aljazeera lewat sebuah pernyataan tertulisnya.
Aljazeera menambahkan, otoritas Israel harus bertanggung jawab penuh atas berbagai insiden penyerangan yang terjadi karena telah menempatkan hidup wartawan dalam bahaya.