REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM -- Pasukan militer Israel kembali melanjutkan serangan di Gaza, Ahad (27/7). Israel mengatakan mereka melakukan serangan karena Hamas lebih dulu melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Sebelumnya, para pejabat Israel mengatakan gencatan senjata selama 12 jam yang berlangsung kemarin akan diperpanjang hingga 24 jam. Hal itu mereka lakukan akibat desakan dari PBB, menyusul jumlah korban sipil di Gaza yang mencapai hingga lebih 1000 selama melakukan serangan intensif.
Namun, gencatan senjata Israel lakukan dengan syarat mereka tetap dapat mencari dan menghancurkan terowongan yang digunakan oleh Hamas untuk memasuki wilayah mereka. Hamas dan beberapa faksi lain menolak perpanjangan gencatan senjata. Mereka mengatakan gencatan senjata yang diusulkan Israel hanya upaya untuk mengabaikan tuntutan Palestina.
"Gencatan senjata tidak dapat diterima tanpa adanya kesepakatan dari masing-masing pihak, termasuk kami yang meminta tuntutan kami agar dipenuhi," ujar Jamil Muzhir, pejabat fron pembebasan Palestina, dilansir Maan News, Ahad (27/7).
Hamas mengatakan tidak akan ada gencatan senjata untuk kemanusiaan yang dapat berlaku selama pasukan Israel tetap berada di wilayah Gaza. Seorang pejabat dari faksi gerakan jihad Islam Palestina juga mengatakan kesepakatan gencatan senjata tidak akan dilakukan, selama hak-hak rakyat Palestina tidak dapat dijamin.