Senin 28 Jul 2014 13:45 WIB

Jokowi: Jangan Lagi Ada Nomor Dua Nomor Satu

Joko Widodo (kiri) mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H ketika rekaman gambar dengan sejumlah stasiun televisi di kediamannya di kawasan Sumber, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (26/7) malam.
Foto: antara
Joko Widodo (kiri) mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H ketika rekaman gambar dengan sejumlah stasiun televisi di kediamannya di kawasan Sumber, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (26/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA 00 Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah merupakan momen pemersatu bangsa.

"Setelah kita menjalani satu bulan di bulan penuh barokah, mafiroh dan pengampunan, sekarang kita kembali ke fitri sebagai sebuah bangsa besar agar seluruh masyarakat kembali menjadi sebuah bangsa yang satu, bangsa Indonesia," kata Jokowi sesaat sebelum meninggalkan Balai Kota, Jakarta, Senin.

Jokowi menambahkan momen Lebaran hendaknya digunakan sebagai momen rekonsiliasi di tahun politik setelah pemilihan umum.

"Yang dulu mungkin ada kerenggangan dan kerikil kecil waktu pilpres dengan teman dan tetangga karena perbedaan pilihan politik, di hari yang fitri ini bisa rukun kembali," katanya.

Lebih lanjut, Jokowi meminta agar masyarakat kembali menjalankan aktivitas seperti sedia kala. "Jalankan aktivitas seperti biasa kembali. Jangan ada lagi nomor dua nomor satu, sekarang hanya satu Indonesia," kata dia.

Jokowi melakukan sholat Ied dan open house di Balaikota. Setelah itu Jokowi menerima beberapa tamu di Rumah Dinas Taman Surapati nomor 7. Tamu yang diterima antara lain Menparekraf Mari Elka Pangestu, Ketum Hanura Wiranto, Wamen Perhubungan Bambang Susantono, wartawan dan sejumlah warga.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement