Sabtu 02 Aug 2014 23:56 WIB
Menelisik Gerakan Negara Islam ISIS

Remaja ini Menyesal Bergabung dengan ISIS

Rep: c91/ Red: Joko Sadewo
Seorang militan ISIL memegang senjata dan bendera ISIL di Mosul, Irak, pada 23 Juni lalu. (file foto)
Foto: Reuters
Seorang militan ISIL memegang senjata dan bendera ISIL di Mosul, Irak, pada 23 Juni lalu. (file foto)

REPUBLIKA.CO.ID, TURKI -- Remaja laki-laki (14) yang bergabung dengan kelompok State of Iraq and Syria (ISIS), ditemukan terluka parah di pintu Akcakale perbatasan Turki dengan Suriah. Remaja bernama Taylan OY itu, kabarnya sudah meninggalkan rumahnya di Ankara menuju Suriah, bersama lima temannya.

Melansir Hurriyet, (2/8), Taylan meninggalkan rumah, sekitar 45 hari sebelum akhirnya diserahkan ke tentara perbatasan Turki di Provinsi Sanliurfa. Remaja tersebut kemudian dilarikan ke rumah sakit distrik pada 22 Juni, dan menjalani operasi selama 8 jam.

Menurut laporan koran Miliyet, Taylan merupakan remaja putus sekolah dan bekerja sebagai penjual bawang putih kaki lima di tepi jalan di Ankara. Anggota keluarganya yang lain pun menjalani pekerjaan itu.

Bersama lima orang temannya, ia membayar 20 lira (sekitar 113 ribu rupiah), agar bisa diselundupkan lewat Provinsi Kilis, dan masuk ke wilayah Suriah yang dikuasai ISIS. Teman-temannya lalu kembali ke Turki setelah dibawa ke Raqqa, namun Taylan sendiri menjalani pelatihan militer intensif bersama ISIS.

Kabarnya, Taylan diberikan pelatihan militer, dan kajian al-Qur`an di pagi hari. Dilanjutkan pelatihan olah raga di sore hari. Bahkan ia sempat menghubungi ayahnya, lalu mengatakan dirinya tak akan kembali ke Turki.

Taylan kemudian terluka berat setelah terkena pecahan peluru meriam. Kondisinya cukup mengancam keselamatan jiwa, sehingga ia dibawa ke perbatasan Turki. “Suatu hari pertempuran terjadi ketika saya berada di luar di taman. Kaki saya terluka akibat ledakan kemudian saya pingsan. Mereka membawa saya ke perbatasan dengan mobil lalu meninggalkan saya,” ujarnya.

Kepada kantor berita Dogan, remaja itu mengaku menyesal bergabung dengan ISIS dan tak ikut kembali pulang ke Turki seperti kelima temannya. Orang-orang yang mengantarkan Taylan ke tentara Turki menyebut dirinya sebagai warga Suriah, bernama Mehmed Al-Ahmad kelahiran tahun 1998.

Polisi baru mengetahui identitas Taylan yang sebenarnya setelah ayah remaja itu datang ke rumah sakit sehari usai operasi, setelah dihubungi. Menurut ayahnya, Taylan takut untuk berbicara sampai ayahnya datang. Hanya saja, para dokter mengatakan, kondisi remaja itu sudah mulai membaik.

Ayah Taylan bercerita, putranya bergabung dengan ISIS setelah berdiskusi dengan beberapa orang, lalu dicuci otaknya melalui internet. Ia meminta aparat memperketat pengamanan di perbatasan untuk mencegah semakin banyak jatuh korban seperti anak dan keluarganya.

Sejumlah laporan mengatakan sekitar 3.000 warga Turki, terutama dari daerah pedesaan, bergabung dengan ISIS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement