REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sejumlah upaya gencatan senjata yang dimulai pada Jumat (1/8) terus gagal, upaya diplomatik untuk mengakhiri pertumpahan darah di Gaza masih terus berlangsung.
Utusan perwakilan dari Palestina diperkirakan tiba di Kairo pada Sabtu (2/8), untuk membahas syarat-syarat gencatan senjata yang lebih berlangsung lama. Sementara itu, Israel mengatakan tidak akan mengirim utusan sebagaimana direncanakan sebelumnya. Israel malah menuduh Hamas, menyesatkan mediator internasional.
Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengatakan rencana gencatan senjata yang diusulkan Mesir bulan lalu, menyediakan kesempatan nyata untuk mengakhiri konflik Gaza. Ia juga menekankan perlunya implementasi secepatnya.
"Waktu adalah faktor yang menentukan, kita harus mengambil keuntungan segera dari itu untuk memadamkan api di Gaza, dan untuk menghentikan pertumpahan darah rakyat Palestina," tutur Sisi, seperti dilansir dari AlJazeera (Sabtu, 2/8).
Usulan Kairo itu telah didukung oleh Israel, pemerintah negara-negara Arab, Amerika Serikat dan PBB.
Namun pernyataan tidak menyebutkan turut disetujui oleh Hamas. Kelompok Palestina mengatakan, usulan perdamaian itu harus mencakup permintaan terhadap Israel untuk mengakhiri blokade di Gaza. Dimana blokade tersebut telah diberlakukan sejak delapan tahun yang lalu.