REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bali menghasilkan devisa sebesar 10,85 juta dolar AS dari pengapalan aneka jenis kerajinan berbahan baku bambu, termasuk patung unik dari akar bambu selama lima bulan pertama tahun 2014.
Perolehan devisa tersebut meningkat 365,57 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 2,33 juta dolar AS atau 5,05 persen dari total ekspor Bali mencapai 215,04 juta dolar AS, demikian data yang dikutif dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Ahad.
Demikian pula dari segi volume pengapalan aneka jenis cindera mata berbahan baku bambu meningkat meningkat 47,61 persen dari 2,85 juta unit pada lima bulan pertama 2013 menjadi 4,21 juta unit pada lima bulan pertama 2014.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar menjelaskan, hasil kerajinan bambu dirancang secara unik dan menarik antara lain berupa tempat koran, bakul, topi berbentuk kerucut, dompet dan hiasan untuk kamar tamu rumah maupun hotel serta jenis patung unik dari akar bambu.
Aneka jenis cindera mata tersebut paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yakni 25,23 persen, Menyusul Jepang 15,35 persen, Singapura 0,24 persen, Australia 6,98 persen,, Thailan 0,11 persen,, Jerman 2,79 persen, Hong Kong 0,10 persen,, Perancis 6,76 persen,, Spanyol 5,15 persen dan Inggris 4,56 persen.
Sedangkan 32,75 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya berkat cindera mata hasil sentuhan perajin Bali mampu bersaing di pasaran global, ujar Panasunan Siregar.
Seorang Eksportir aneka kerajinan Bambu Bali Made Murja mengaku pernah sampai kekurangan persediaan madagangan berkat banyaknya pesanan yang datang dari rekan bisnisnya di luar negeri terutama asal Australia, Jepang dan AS.
Kreativitas perajin membuat patung dari akar bambu itu muncul akibat kayu bahan baku patung maupun aneka kerajinan lainnya keberadaannya semakin langka, sehingga perajin-mengalihkan perhatian dengan memanfaatkan akar bambu yang ternyata disenangi konsumen mancanegara.
Akar bambu yang selama ini banyak berada di daerah pedesaan merupakan barang yang tidak berguna, ternyata bisa dibentuk menjadi barang seni seperti bebek, ayam, burung, babi untuk pasar ekspor.
Patung berbahan baku akar bambu umumnya berukuran kecil dan menengah sehingga seorang importir memesan patung jenis ini berjumlah ribuan pcs, maka dalam sebulan puluhan ribu patung dari akar bambu dikapalkan ke konsumen di mancanegara.
Kerajinan tangan berupa patung yang terbuat dari akar bambu atau kerap disebut "bamboo root handycraft" tetap disenangi turis asing, terbukti ribuan hasil kerajinan tangan ini diekspor setiap bulan, kata dia.
Kerajinan akar bambu juga tumbuh subur di kalangan pengrajin di Kabupaten Bangli, Gianyar dan tempat lainnya di Bali dengan memanfaatkan bahan baku dari barang yang sudah tidak memiliki nilai ekonomi selama ini.