REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemain-pemain yang hilang kesadaran atau menderita gegar otak tidak akan diizinkan bermain pada musim selanjutnya. Setelah Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menerapkan sejumlah pedoman yang lebih ketat mengenai cedera-cedera kepala.
"Jika terdapat konfirmasi atau dugaan periode kehilangan kesadaran, seorang pemain harus dicoret dari lapangan permainan, dan tidak akan diizinkan untuk kembali," bunyi dokumen FA itu, Selasa (5/8).
Dikatakan bahwa pemain-pemain prosfesional semestinya juga menjalani uji neuro-psikologis pada awal tiap-tiap musim. Pun, tidak akan diizinkan kembali bermain selama enam hari setelah menderita cedera kepala yang menyebabkan hilangnya kesadaran atau gegar otak.
Badan-badan amal cedera kepala menyebut Tottenham Hotspur tidak bertanggung jawab pada musim lalu ketika kiper Hugo Lloris diizinkan bermain. Meskipun mendapat cedera kepala akibat berbenturan dengan pemain Everton Romelu Lukaku pada pertandingan Liga Primer Inggris.
Insiden itu menaikkan pertanyaan mengenai kemampuan klub menangani cedera-cedera kepala dan memicu perdebatan di "House of Commons" mengenai potensi bahaya para atlet. Sedangkan persatuan pemain dunia FIFPro mengatakan insiden Lloris tidak dapat diterima.
Pedoman-pedoman baru, yang didesain untuk mengklarifikasi tanggung jawab klub, disambut hangat oleh asosiasi cedera otak Headway. "Kami senang melihat otoritas-otoritas sepak bola telah memikirkan isu serius mengenai gegar otak," kata Peter McCabe, Ketua Eksekutif Headway.
"Pendekatan-pendekatan yang diumumkan hari ini merupakan langkah maju signifikan pada perlindungan kepada para pesepak bola di semua level, dan oleh karena itu mendapat sambutan hangat," ujar McCabe.