REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melakukan rapat evaluasi arus mudik Lebaran tahun ini. Dari rapat tersebut disimpulkan bahwa persiapan infrastruktur harus dilakukan setahun sebelum Lebaran. Hal-hal yang disepakati untuk segera dikerjakan yaitu pemimdahan terminal Merak dan membenahi permasalahan di Simpang Jomin.
Menteri Koordinator Chairul Tanjung, mengatakan kapasitas terminal Merak sudah terlalu padat. Kementerian Pekerjaan Umum ditugaskan melakukan uji kelayakan untuk memindahkan terminal Merak agar bisa digunakan optimal. "Lokasinya sudah tidak memadai, tapi mencari lokasi baru juga bukan sesuatu yang mudah," katanya usai rapat evaluasi, Senin (11/8).
Sambil mencari lokasi baru, pemerintah akan melakukan pengerukan pelabuhan. Upaya ini agar kapal-kapal besar bisa mendarat di semua dermaga yang ada sampai lokasi baru ditemukan. Cara ini sekaligus antisipasi agar tidak terjadi penumpukan truk dan penimpang.
Chairul juga menginstrukan agar BUMN bersinergi dengan perusahaan jasa angkutan peenrangan ASDP Indonesia Ferry (Persero). Sinergi dibutuhkan agar bisa melakukan pengadaan kapal berkapasitas besar untuk memuat truk kontainer. Dengan demikian diharapkan aktifitas ekonomi di Jawa dan Sumatera tetap lancar.
Sementara itu, pemerintah masih terus mengurai permasalahan di simpang Jomin. Ketua BPJT, menurut Chairul menjamin bahwa ruas tol Cikampek - Palimanan bisa digunakan Lebaran tahun depan.
Namun beroperasinya Cikampek- Palimanan dikhawatirkan membuat penumpukan kendaraan di Palijagan. Untuk itu PT Warsita Karya (Persero) diharapkan membuar pondasi dasar agar sebagian kendaraan bisa masuk tol sehinga kemacetan berkurang. "Jadi nanti sebagian lagi akan diteruskan ke Pejagan, sebagian lagi akan terus masuk tol meskipun belum selesai," kata Chairul.
Terakhir, Chairul meminta agar ada penambahan anggaran program mudik gratis untuk motor. Rapat evalusi hari ini dihadiri antara lain Menteri Perhubungan, EE Mangindaan dan Menteri BUMN Dahlan Iskan.