REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Pemerintah Obama mulai mengirimkan senjatanya ke pasukan Kurdi setelah berhasil mengalahkan kelompok radikal di utara Irak. Pejabat senior AS mengatakan bantuan yang dikirimkan tersebut sejauh ini masih terbatas pada senjata otomatis dan amunisi.
Sebelumnya, Amerika Serikat hanya menjual senjata militernya ke Irak yang selama ini selalu gagal mendistribusikannya ke pasukan Kurdi di utara. Dengan bantuan Amerika akhir-akhir ini, Baghdad pun berhasil mengirimkan senjata tersebut sejak serangan udara AS dilakukan untuk mendukung pasukan Kurdi memberantas kelompok ISIS di utara Irbil.
Namun, pejabat AS kemudian memutuskan untuk mengirimkan senjata-senjata tersebut sendiri tanpa perantara pemerintah Irak. Alasannya, dalam beberapa pekan ini pasukan Kurdi Peshmerga mengalami kekalahan menghadapi perlawanan ISIS karena kelompok tersebut lebih memiliki senjata yang lebih canggih.
Senjata-senjata tersebut dikirimkan melalui badan intelijen secara diam-diam dan bukan melalui Departemen Pertahanan pada umumnya. Sayangnya, para pejabat tidak mau mengungkapkan badan AS yang memberikan senjata tersebut. Meskipun begitu, mereka menyebut Pentagon tak mengirimkan senjata.
Seorang pejabat Kurdi mengatakan senjata-senjata tersebut dikirimkan oleh badan intelijen AS. Pejabat senior Pentagon pun menyebutkan mungkin Departemen Pertahanan belum terlibat dalam hal ini. Tak hanya mereka yang menutup rapat-rapat informasi ini, CIA pun juga melakukan operasi persenjataan secara diam-diam.
Langkah pengiriman bantuan senjata secara langsung ini menegaskan tingkat keprihatinan Amerika terhadap kehadiran kelompok ISIS di utara Irak. Dengan pengiriman persenjataan secara langsung ke Kurdi yang berniat melepaskan diri dari Irak, pemerintahan Obama terlihat tengah mempererat pernyataan Kurdi sebagai mitra independen AS.