REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti dikutip dari website resminya bahai.org, setip pemeluk Baha'i memiliki kewajiban untuk berbagi keyakinan, namun melarang praktek dakwah. Dengan demikian disebutkan, tidak ada tekanan pada siapapun untuk menerima fahamnya. Disebutkan, hal itu karena penyelidikan kebenaran yang independen adalah hak mendasar dan tanggung jawab masing-masing individu.
Salah satu ciri masyarakar Baha'i di seluruh dunia adalah keanekaragaman anggotanya. Karena itu, disebutkan agama ini merangkul orang-orang yang berasar dari ras, suku, bangsa, profesi yang berbeda.
Umat Bahá’í di seluruh dunia mengamalkan Ajaran-ajaran Bahá’u’lláh melalui pengabdian secara individu, keluarga, serta masyarakat, dalam upaya untuk mengabdi kepada masyarakat luas.
Selaras dengan Ajaran-Nya yang bertujuan untuk tercapainya kesatuan umat manusia, semua kegiatan masyarakat Bahá’í terbuka untuk semua kelompok masyarakat dari semua latar belakang agama, ras dan suku.
Disebutkan, kegiatan Bahá’í meliputi serangkaian kegiatan kerohanian dan pendidikan untuk setiap tingkat usia.
Salah satu kegiatan kerohanian utama masyarakat Bahá’í adalah do'a bersama yang dilakukan bersama dengan masyarakat dari berbagai latar belakang keyakinan.