REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti
Pembuktian lulus dari madrasah Ramadhan, yakni semakin meningkatnya amal pada bulan Syawal.
Pengasuh Pondok Pesantren Nuu Waar Bekasi Ustaz Fadlan Al Gharamatan mengatakan, ketika seseorang telah menahan diri selama Ramadhan maka Syawal dimaksudkan menjadi bulan peningkatan. “Tidak boleh Ramadhan selesai, ibadah juga berhenti,” ujarnya.
Dai asal Papua ini mengatakan Ramadhan merupakan madrasah, bulan inspirasi dan bulan motivasi. Sehingga, pada bulan Syawal saatnya melakukan peningkatan baik ibadah wajib yang dijalankan dengan tepat waktu dan istiqamah. “Termasuk, ibadah sunah, seperti menjaga qiyamul lail,” kata Ustaz Fadlan.
Umat juga tidak boleh terlupa dengan amalan puasa. Dengan dilanjutkan puasa enam hari pada bulan Syawal, ganjaran puasanya dihitung setahun penuh. “Ini ibadah yang pahalanya sangat besar,” ujarnya.
Silaturahim dan puasa sunah juga selalu dipupuk. Ketika Syawal tiba, tak hanya masalah ibadah yang semakin meningkat, tetapi juga kondisi ruhaniah.
Sesorang yang berhasil ketika Ramadhan akan merasa lebih senang dan damai karena telah diterapi selama satu bulan.
Mereka menjadi pribadi yang lebih bersemangat, orang yang berhasil ketika Ramadhan telah menjadi orang pilihan menjadi orang yang muttaqin.
Ramadhan, Ustaz Fadlan mengungkapkan, umat menyerahkan keinginannya, mengekang kemauan dunianya, dan mendekat pada seruan Allah SWT. Keinginan kuat untuk menjaga diri dari dosa merupakan fitrah yang harus dikerjakan manusia sepanjang hidup.
“Mereka datang dari Allah SWT dalam keadaan suci, harus dijaga kesuciannya, dan kembali kepada Allah dalam keadaan suci pula,” kata Ustaz Fadlan.
Bulan Syawal juga bulan silaturahim, yakni kita membangun kembali keretakan hubungan antarsesama yang tadinya putus menjadi rekat. “Inilah bulan ketika umat saling meminta maaf.”
Meminta maaf bagi orang yang tidak memiliki masalah termasuk hal biasa, tetapi mendatangi orang yang memutuskan silaturahim dan meminta maaf kepada mereka merupakan hal yang utama.