Rabu 13 Aug 2014 13:25 WIB

Kanada Sumbang Vaksin Ebola untuk Afrika

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Bilal Ramadhan
Ebola
Foto: Reuters
Ebola

REPUBLIKA.CO.ID, WINNIPEG-- Kanada akan mendonasikan sejumlah kecil vaksin eksperimental Ebola kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk digunakan di Afrika, Selasa. Vaksin tersebut dikembangkan di laboratorium pemerintah.

Keputusan menyumbangkan vaksin itu diambil setelah WHO mengatakan menawarkan obat yang belum diuji coba kepada orang yang terinfeksi Ebola adalah hal yang etis. Pemerintah Kanada mengatakan akan menyumbangkan antara 800 hingga 1.000 dosis vaksin.

Jumlah dosis yang akhir yang akan diberikan tergantung seberapa banyak Kanada melakukan penelitian dan uji klinis. Pemerintah juga akan menyisihkan sedikit persediaan vaksin jika sewaktu-waktu dibutuhkan di dalam negeri.

Menteri Kesehatan Kanada Rona Ambrose mengatakan dia menawarkan vaksin tersebut kepada Direktur Jenderal WHO Margaret Chan. Wakil Ketua Kesehatan Masyarakat di Badan Kesehatan Masyarakat Kanada Greg Taylor mengatakan AS sedang mengerjakan vaksin Ebola.

Kanada hanya memiliki sekitar 1.500 dosis vaksin bagi hewan. Vaksin ditemukan beberapa tahun lalu. Taylor mengatakan pemerintah membutuhkan waktu empat sampai enam bulan untuk membuat vaksin dalam jumlah banyak.

Vaksin yang dikembangkan pemerintah ini terpisah dari vaksin yang dikembangkan perusahaan Kanada, Tekmira Pharmaceuticals Corp.

"Kami memandangnya sebagai sumber daya global. Sesuatu yang kita letakkan di sebuah meja global dan bagaimana caranya kita memanfaatkan aset tersebut dengan baik. Kami menunggu untuk melakukannya secepat yang kami bisa," ujar dia saat berbicara di Ottawa, Selasa (12/8).

Wabah Ebola merupakan wabah terbesar dan paling mematikan di dunia. Sejauh ini, 1.013 orang meninggal akibat wabah ini. Negara terparah yang terkena Ebola adalah Guinea, Sierra Leone dan Liberia.

Vaksin dari Kanada ini mendapat lisensi komersialisasi kepada firma AS BioProtection Systems, sebuah unit dari Newlink Genetics. Vaksin terbukti efektif terhadap hewan. Namun, belum pernah diuji coba terhadap manusia.

Pekan lalu, NewLink yang berbasis di Iowa mengatakan BioProtection memiliki kontrak dengan Departemen Pertahanan AS untuk menguji vaksin Ebola kepada manusia. "Kami mencoba mencari tahu bagaimana kami bisa berkontribusi dalam memerangi penyakit ini dan memberikan vaksin kami ke klinik. Masih perlu banyak kerja keras," ujar Wakil Presiden Pengembangan Bisnis NewLink Brian Wiley.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement