REPUBLIKA.CO.ID,
Penyediaan minuman bersoda akan dikurangi.
Di samping itu, harus pula disesuaikan atau mendekati selera jamaah dengan menyajikan makanan khas Melayu. "Di samping harus pula diperhatikan kecukupan dan standar gizi, kalorinya juga," katanya.
Menyambut permintaan kliennya, kedua maskapai penerbangan haji, Saudi Arabia Airlines dan Garuda Indonesia, telah mempersiapkan hal tersebut.
Kepada Republika, Catering Officer Saudi Arabian Airlines Sumista Abdul Razak menyebut, makanan yang disediakan untuk jamaah haji Indonesia selama di pesawat sudah memenuhi standar internasional dari segi nilai gizi dan kandungan kalorinya, yakni minimal 1.500 kalori per saji.
"Kita konsepnya dua kali makanan panas dan satu kali snack, pemberian makanan satu jam setelah take off dan dua jam sebelum landing," kata Sumista usai acara meal test di Bekasi. Makanan yang disediakan, menurut dia, telah mendapatkan rujukan dari Kementerian Kesehatan.
Selain itu, Saudi Arabian Airlines berencana menambah air mineral, bahkan memasok tambahan air mineral, untuk dibawa jamaah di luar pesawat. Hal tersebut untuk memenuhi permintaan pihak Kemenag setelah mencicipi makanan sampel tersebut.
Pemilihan menu, lanjut dia, tidak jauh berbeda dengan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. "Konsepnya sama, yakni makanan yang sampai ke meja presentasi ini telah melewati proses yang panjang, yakni tujuh tahap pengecekan," ujarnya.
Prinsipnya, lanjut dia, penyedia makanan akan berusaha menyuguhkan menu yang memenuhi standar kesehatan, yaitu tidak menyebabkan mudharat, misalnya, meningkatkan asam lambung. Yang terpenting, lanjut dia, makanan yang disajikan bebas monosodium glutamate atau MSG.