Jumat 15 Aug 2014 03:06 WIB

BNI Dukung Gerakan Nasional Non-Tunai

Rep: Friska Yolandha/ Red: Chairul Akhmad
Tapcash BNI.
Foto: Dok BNI
Tapcash BNI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mendukung penuh inisiatif Bank Indonesia (BI) yang mendorong Gerakan Nasional Non-Tunai (Less Cash Society).

Setelah menjadi bagian dari penyedia layanan tiket elektronik (e-ticketing) bagi penumpang kereta Commuter Line di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), BNI juga memastikan produk TapCash sebagai tiket elektronik pengguna bus TransJakarta di Jakarta.

Penggunaan BNI TapCash pada bus TransJakarta  tersebut diujicoba secara resmi di Jakarta, Kamis (14/8). Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengatakan, kerja sama penggunaan kartu prabayar oleh beberapa perbankan membuktikan bank milik negara memahami kapan saatnya berkolaborasi dan berkompetisi.

"Wujud dari kolaborasi adalah digunakannya tiket elektronik pada kereta komuter dan bus TransJakarta, dapat membuat transaksi menjadi lebih mudah dan mempercepat pertumbuhan Gerakan Nasional Non Tunai,” kata Gatot.

BNI TapCash merupakan kartu berbasis java card yang menggantikan existing platform yang berbasis mifare classic. Hingga saat ini, BNI TapCash telah melakukan kerja sama dengan beberapa instansi dan terus menambahkan fitur layanan dalam kartu keanggotaannya.

Instansi yang telah bekerja sama dengan BNI diantaranya Badan Penyelengggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan Universitas Indonesia (UI). Kartu TapCash BPJS Ketenagakerjaan merupakan kartu anggota BPJS yang berisi data keanggotaan dan saldo jaminan hari tua (JHT).

Kartu TapCash UI merupakan kartu mahasiswa yang berisi data akademik kemahasiswaan. "Baik TapCash BPJS maupun TapCash UI dapat digunakan juga untuk bertransaksi di semua merchant bertanda TapCash," kata Gatot.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement