Senin 19 May 2025 16:03 WIB

Ojol Bandung: tak Ada Kewajiban Demo, yang Penting Saling Menghargai

Komunitas ojol dukung aksi nasional, tapi tak paksa semua pengemudi ikut.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
 Himpunan Driver Bandung Raya (ojek dan taksi daring) menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada masing-masing pengemudi terkait partisipasi dalam aksi nasional pada Selasa (20/5/2025). (ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf
Himpunan Driver Bandung Raya (ojek dan taksi daring) menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada masing-masing pengemudi terkait partisipasi dalam aksi nasional pada Selasa (20/5/2025). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Himpunan Driver Bandung Raya (ojek dan taksi daring) menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada masing-masing pengemudi terkait partisipasi dalam aksi nasional pada Selasa (20/5/2025). Mereka menyatakan tidak ada kewajiban bagi pengemudi untuk mematikan aplikasi (offbid) saat aksi berlangsung.

"Untuk Bandung, kami kembalikan ke masing-masing driver, mau mematikan aplikasi karena sakit atau keperluan lain silakan, atau tetap menyalakan aplikasi karena harus menafkahi keluarga juga silakan," ujar Ketua Himpunan Driver Bandung Raya, Restu Iyan, saat dihubungi, Senin (19/5/2025).

Baca Juga

Ia menyatakan, komunitas pengemudi di Bandung tetap memberikan apresiasi kepada rekan-rekan seprofesi yang akan mengikuti aksi nasional. Namun, ia menegaskan pentingnya menjaga solidaritas dan menghindari gesekan antar pengemudi. "Teman-teman yang memilih untuk on bid juga harus dihargai. Jangan sampai ada saling tuduh mengkhianati, yang penting tetap saling menghargai pilihan masing-masing," katanya.

Restu menyoroti persoalan potongan yang dikenakan aplikator terhadap mitra pengemudi, yang menurutnya berakar dari lemahnya ketegasan pemerintah. Ia menyebut kemunculan aplikator baru seperti InDriver dan Maxim dengan tarif rendah memaksa Grab dan Gojek menyesuaikan harga agar tetap bersaing.

"Ketegasan pemerintah terhadap aplikator yang tidak mematuhi regulasi masih lemah. Sanksinya tidak jelas, jadi aplikator bebas atur tarif sesuka hati," ujarnya.

Terkait potongan 20 persen dari aplikator, Restu mengatakan hal tersebut sebenarnya tidak menjadi persoalan besar, selama tidak dinaikkan lebih tinggi. Ia menambahkan, masih banyak driver yang belum memahami potongan tersebut sebenarnya dibebankan kepada konsumen.

"Potongan 20 persen itu tidak masalah, asal jangan dinaikkan lagi. Yang jadi masalah adalah persepsi bahwa potongan itu semuanya dari pengemudi, padahal sebenarnya diambil dari sisi konsumen," jelasnya.

Ia juga menambahkan, sejumlah aplikator telah mengembalikan sebagian dana potongan tersebut dalam bentuk program bantuan bagi mitra, seperti paket sembako murah.

Sementara itu, seorang pengemudi ojol bernama Lucky mengaku telah mengetahui rencana aksi nasional. Namun, hingga Senin sore, belum ada arahan resmi terkait demo dari komunitas ojol di wilayah Bandung. "Di Bandung belum ada arahan," katanya singkat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement