REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 2.000 seniman debus di Banten akan terlibat dalam festival 'deBus Banten 2014' yang akan digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten pada 23 Agustus 2014.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten Rano Karno di Jakarta, Selasa mengatakan, festival yang ditargetkan mampu memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) itu, akan diikuti tujuh kabupaten/kota se-Banten. Satu daerah lainnya yakni Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut.
"Festival 'deBus Banten 2014' akan dilaksanakan pada 23 Agustus 2014 di titik nol KM Anyer-Panarukan di Mercusuar, Anyer, Kabupaten Serang," kata Rano Karno dalam jumpa pers di depan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jakarta.
Ia mengatakan, sebanyak 2000 seniman dari sejumlah kabupaten/kota akan menampilkan kemampuan debus dari sejumlah sanggar di Banten untuk menampilkan kreasi debus Banten di hadapan tim penilai rekor MURI.
Menurutnya, festival debus Banten tersebut diselenggarakan dalam rangka 'Banten Beach Festival' yang kelima kalinya, dalam rangka mempromosikan pariwisata pantai Banten yang membentang sepanjang lebih dari 500 Km.
"Nanti selain debus, ada juga kesenian lainnya yang akan ditampilkan seperti rampak bedug. Namun yang istimewa dalam Banten Beach Fesitval tahun ini untuk pertama kalinya dirangkai dengan Festival Debus Banten sebagai apresiasi terhadap pelestarian budaya Banten," kata Rano Karno saat jumpa pers bersama Kapolda Banten Brigjen Pol M Zulkarnain dan sejumlah pejabat Banten.
Semenara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banten Endrawati mengatakan, sekitar 2.000 seniman debus se-Banten yang akan mengikuti festival tersebut di antaranya meliputi Kabupaten Serang sebanyak 500 orang, Kabupaten Lebak sebanyak 500 orang, Kota Cilegon sebanyak 400 orang dan Kabupaten Pandeglang sebanyak 300 orang.
Menurut Endra, setiap perwakilan peserta festival dari kabupaten/kota harus menampilkan kreasi debus yang berbeda dengan peserta lainnya. Sehingga, masyarakat yang menyaksikan dapat mengetahui seni bela diri debus dengan segala kekayaannya.
Namun demikian, kata dia, penampilan debus akan dibatasi pada tingkat kesulitan yang ringan hingga sedang saja. Hal ini untuk menghindari adanya insiden yang tidak diinginkan ketika dilangsungkan festival.
"Debus kan punya tingkat kesulitan yang berbeda-beda, ada yang ringan, sedang sampai berat. Tapi, kami hanya memberi toleransi untuk yang ringan dan sedang saja. Khawatir kalau terlalu berat atraksinya, kami tidak bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Endrawati.
Endrawati menambahkan, festival debus hanya akan berlangsung selama satu hari. Festival tersebut dianggap penting dilakukan lantaran debus telah disahkan menjadi warisan seni budaya milik Provinsi Banten. Sehingga, wajib untuk dilestarikan dan disosialisasikan kepada masyarakat luas.
Sementara itu Direktur Museum Rekor Indonesia (Muri) Jaya Suprana mengatakan, festival debus Banten tersebut tidak layak masuk museum rekor Indonesia akan tetapi lebih layak masuk rekor dunia. Oleh karena itu, pihaknya nanti akan memasukan festival debus tersebut masuk rekor dunia karena debus hanya ada di Banten.
"Nanti piagam Muri yang akan diserahkan dalam bentuk bahasa Inggris, karena ini masuk rekor dunia," kata Jaya Suprana yang juga hadir dalam jumpa pers tersebut.