REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kepala Kepolisian Daerah Bengkulu, Brigjen Pol Tatang Somantri meminta seluruh unsur di daerah itu untuk beraksi nyata mencegah tumbuhnya pergerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di daerah itu dan bukan terbatas seremonial.
"Jangan hanya bersifat sektoral dan seremonial saja pencegahan ISIS ini, namun harus dilakukan secara komprehensif, proaktif," kata dia di Bengkulu, Selasa.
Dia mengatakan tanpa tindakan nyata, pergerakan radikal yang berpotensi menyebabkan gangguan terhadap stabilitas keamanan sulit diberantas.
Pengaruh lebih besar lagi akan diterima daerah jika celah-celah bertumbuhnya pergerakan radikal maupun terorisme tidak serius dicegah.
"Pengaruh akhirnya pada semua aspek baik geografis, demografi, sumber daya alam, ideologi, politik, ekonomi, serta sosial budaya. Pengaruh-pengaruh tersebut menyebabkan potensi gangguan," katanya.
Menurut dia pergerakan ISIS yang diduga ada di Provinsi Bengkulu itu bersifat individual.
"Pergerakan ini bukan masyarakat Bengkulu, namun oknumnya. Saya berharap masyarakat memiliki daya tangkal yang kuat untuk menyikapi isu ISIS ini," kata dia.
Ia menjelaskan ISIS adalah paham radikal yang harus disikapi oleh seluruh komponen, bukan hanya pihak kepolisian saja namun semua unsur di daerah itu, baik masyarakat, tokoh agama, maupun pemerintah daerah, agar saling berkoordinasi mecegah pergerakan ISIS masuk ke Bengkulu, paham tersebut bertentangan dengan ideologi negara Indonesia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Komandan Komando Resor Militer 041 Garuda Emas Provinsi Bengkulu Kolonel Inf Achmad Sudarsono menyatakan seluruh pihak harus memberdayakan forum komunikasi guna mencegah pergerakan ISIS di Bengkulu.
"Dibutuhkan aksi yang tidak hanya berorientasi seremonial, lebih kepada pola komunikasi yang bersifat reguler maupun informal," ujarnya.