REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 15 triliun dari lelang lima seri obligasi negara pada Selasa melalui penawaran yang masuk lebih dari Rp 21,68 triliun. Keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa (19/8), menyebutkan, jumlah Rp 15 triliun antara lain berasal dari seri SPN12150611 sebesar Rp 0,80 triliun.
Imbal hasil rata-rata tertimbang seri itu sebesar 6,80 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 6,84 persen. Obligasi ini jatuh tempo 11 Juni 2015.Jumlah penawaran masuk untuk seri itu sebesar Rp2,03 triliun lebih dengan imbal hasil tertinggi 7,01 persen dan terendah 6,75 persen.
Selain itu berasal dari seri SPN12150806 sebesar Rp 2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,94 persen dan imbal hasil tertinggi dimenangkan sebesar 6,97 persen. Obligasi ini jatuh tempo 6 Agustus 2015. Jumlah penawaran masuk untuk seri ini Rp3,78 triliun dengan imbal hasil tertinggi 7,15 persen an terendah 6,89 persen.
Sementara itu jumlah diserap untuk seri FR0068 sebesar Rp5,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 9,02 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 9,04 persen. Obligasi ini jatuh tempo 15 Maret 2034. Penawaran masuk untuk seri ini sebesar Rp7,58 triliun dengan imbal hasil tertinggi 9,18 persen dan terendah 8,96 persen.
Sementara jumlah dimenangkan untuk seri FR0070 sebesar Rp5,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,30 persen dan imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,38 persen. Obligasi ini jatuh tempo15 Maret 2024. Penawaran masuk untuk seri ini sebesar Rp5,62 triliun lebih dengan imbal hasil tertinggi masuk 8,4 persen dan terendah 8,26 persen.
Sementara jumlah dimenangkan untuk seri FR0071 sebesar Rp1,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,70 persen dan imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,73 persen. Obligasi ini akan jatuh tempo 15 Maret 2029. Penawaran masuk untuk seri ini Rp2,67 triliun lebih dengan imbal hasil tertinggi masuk 8,78 persen dan terendah 8,65 persen.
Jumlah dana yang diserap dalam lelang itu sebesar Rp15 triliun lebih besar dari target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp10 triliun.Penjualan obligasi negara melalui lelang tersebut ditujukan untuk memenuhi sebagian target pembiayaan dalam APBN Perubahan 2014.