REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan Israel di Gaza bakal terus diperpanjang.
Pada konferensi pers di Tel Aviv, Rabu (20/8), Netanyahu mengatakan perang Gaza diluncurkan sejak 8 Juli "akan menjadi kampanye militer yang akan terus berlanjut". Ia mengklaim hal itu dilakukan untuk memulihkan "ketenangan dan keamanan" bagi rakyat Israel.
Sebanyak tiga warga Palestina tewas dalam serangan udara yang kembali diluncurkan di Gaza, Selasa (19/8). Pejabat kesehatan Gaza juga mengatakan sedikitnya 40 orang terluka dalam serangan Israel.
Serangan ini, diluncurkan setelah perundingan gencatan senjata jangka panjang antara Palestina dan Israel di Kairo berakhir tanpa kesepakatan. Seorang gadis berusia tiga tahun, juga seorang wanita diketahui berada diantara korban tewas dalam serangan udara Israel, yang menargetkan rumah keluarga Al-Dalou di Kota Gaza.
Israel mengatakan, serangan udara diluncurkan sebagai balasan atas tiga roket yang mendarat di wilayah negara tersebut, sehari sebelumnya.Hamas membantah bahwa kelompoknya telah menembak roket ke wilayah Israel. Bahkan, Hamas mengatakan Israel telah mecoba untuk menyabotase perundingan di Kairo.
"Kami tidak memiliki sedikitpun informasi bahwa pejuang kami telah menembakan roket ke wilayah Israel. Serangan yang kali ini Israel lakukan hanya bertujuan untuk menyabotase perundingan di Kairo," ujar juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri pada AFP, Selasa (19/8).
Perundingan antara Palestina dan Israel, yang ditengahi oleh Mesir sebelumnya dikatakan telah mendekati kesepakatan akhir, untuk menghentikan pertempuran yang terjadi. Namun, Israel disebut terus mengulur-ulur waktu, untuk membahas tuntutan-tuntutan utama delegasi Palestina.