REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange terus menurun pada Kamis (21/8) atau Jumat (22/8) pagi WIB, karena data ekonomi AS yang secara umum positif menambah kekhawatiran kenaikan suku bunga Fed lebih awal dari yang diperkirakan.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember, jatuh 19,8 dolar AS atau 1,53 persen, menjadi menetap di 1.275,4 dolar AS per ounce. Emas berjangka dibuka lebih rendah di perdagangan pagi, karena risalah dari pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve AS terbukti lebih agresif daripada yang telah diantisipasi oleh banyak pedagang.
Emas untuk pengiriman Desember mencapai terendah intraday 1.273,4 dolar AS, setelah Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan klaim pengangguran awal untuk pekan yang berakhir 16 Agustus, turun 14.000 dari minggu sebelumnya menjadi 298.000. Para ekonom telah memproyeksikan angka 300.000.
Sementara itu, menurut data National Association of Realtors, total penjualan existing home (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan) di negara itu naik 2,4 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 5,15 juta pada Juli, laju tertinggi tahun ini.
Federal Reserve Bank wilayah Philadelphia mengatakan dalam sebuah laporan bahwa Indeks Kondisi Bisnis Umum (GBCI) naik menjadi 28,0 pada Agustus dari 23,9 pada Juli, dan benar-benar meniup rata-rata estimasi pasar 20,0.
Survei prospek bisnis Agustus yang bergairah kemungkinan akan meningkatkan ekspektasi tentang data Fed lainnya pada bulan tersebut. Survei ini, diikuti secara luas sebagai indikator tren sektor manufaktur, berkorelasi dengan indeks manufaktur ISM dan indeks produksi industri.
Sementara harga perak untuk pengiriman September kehilangan 8,2 sen, atau 0,42 persen, menjadi ditutup pada 19,415 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 9,9 dolar AS, atau 0,69 persen, menjadi ditutup pada 1.419,3 dolar AS per ounce.