Jumat 22 Aug 2014 17:40 WIB

Daging Kambing Australia Makin Laku di Asia Tenggara

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Harga kambing dari Australia akan tetap relatif tinggi menyusul naiknya permintaan dari Asia Tenggara. Inilah yang dipercayai produsen daging kambing terbesar di Australia dan menjadi negara pengekspor daging kambing terbesar di dunia.

Konsumen terbesar Australia adalah Amerika Serikat dan Taiwan. Sekitar 50 persen daging yang diekspor Australia adalah hasil penjagalan perusahaan Western Meat Exporters, yang terletak di Charleville, Queensland.

Managing Director perusahaan ini, Campbell McPhee, menyatakan bahwa perusahaannya saat ini memproses sekitar 16 ribu ekor kambing per minggu. "Tahun lalu kita proses sekitar 660.000 ekor kambing. Tahun ini kami menargetkan lebih dekat ke 700.000 ekor," ucapnya, baru-baru ini.

Karena banyaknya jumlah kambing yang diproses, maka pantas bila perusahaan tersebut mengubah fungsi fasilitas rumah jagalnya, dari menjagal domba ke kambing saja.

"Kami percaya bahwa pasar untuk daging sapi akan menguat, karena ada negara-negara baru yang masuk, seperti India - [permintaan dari] Vietnam meningkat, begitu juga China dan Korea."

Permintaan yang makin besar dari kelas menengah Asia yang kian banyak, terutama di China dan India, akan menimbulkan persaingan yang lebih besar di pasar. "Harga kambing sangat kuat saat ini."

Untuk beberapa peternak di bagian barat Queensland, kegiatan menjual kambing liar menjadi cara mendapatkan nafkah tambahan selama musim kemarau.

"Terkadang, selama beberapa bulan anda tak punya cash flow sama sekali, dan kami menyeimbangkan itu dengan kambing yang dibiarkan bebas," jelas Kathy Schmidt dari peternakan Wallen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement