REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sebanyak 70 gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang berganti nama menjadi Negara Islam, dilaporkan terbunuh dalam bentrokan selama 48 jam dengan pasukan Suriah di Provinsi Raqa.
Badan Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan gerilyawan ISIS telah meluncurkan serangan utama pada Selasa petang di bandara militer Tabqa yang merupakan benteng terakhir tentara Suriah di Raqa.
Para penyerang membawa bom mobil yang diledakkan dalam serangan mereka di bandara. Tapi serangan bom mobil itu gagal untuk menembus bandara.
"Sekitar 70 gerilyawan ISIS telah tewas sejak Rabu pagi dalam serangan udara, rudal cepat, dan ledakan ranjau," kata Kepala Badan Pengawas HAM Suriah Rami Abdel Rahman, Jumat (22/8).
Rahman mengatakan militer Suriah juga menggunakan bom barel untuk menyerang gerilyawan ISIS dari udara yang merupakan bentuk serangan serupa kepada para gerilyawan di kota Aleppo.
Pada Kamis (21/8), lanjut Rahman, tentara Suriah menerjunkan pasukan dengan helikopter ke Taqba. Badan Pengawas HAM Suriah berbasis di Inggris dan mengandalkan informasi dari para aktivis dan tim kesehatan di lapangan.
Gerilyawan ISIS di Provinsi Raqa dan Aleppo telah memaksa Pemerintah Suriah yang untuk pertama kalinya meluncurkan serangan udara secara intensif kepada mereka. Kelompok pemberontak sebelumnya menuduh rezim Damaskus karena menghindari serangan kepada ISIS.
ISIS semula bekerjasama dengan kelompok-kelompok pemberontak di Suriah, tapi mereka kemudian berbalik menyerang para pemberontak itu karena pelanggaran-pelanggaran dan upaya untuk mendominasi wilayah yang telah dicaplok.