REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW -- Amerika Serikat memperingatkan ISIS dapat menjadi ancaman utama terhadap kestabilan dan keamanan di Timur Tengah. Upaya sejumlah negara untuk melawan ISIS pun diperkirakan akan lama.
"Mereka merupakan ancaman terhadap kepentingan yang kita miliki, apakah ini di Irak atau di tempat lainnya," kata Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel di Pentagon.
"Mereka memiliki ideologi dan strategi yang modern serta memiliki taktik militer yang bagus. Mereka benar-benar didanai. Ini diluar perkiraan kami," kata Hagel.
Menurut wakil juru bicara kementerian luar negeri AS, Marie Harf, Amerika Serikat memperkirakan tahun ini para militan ISIS telah mendapatkan uang jutaan dolar dari hasil tebusan. Diyakini kebanyakan dibayar oleh pemerintah Eropa.
Militan ISIS telah merebut sejumlah kota di Irak dan Suriah. Puluhan ribu warga Yazidis pun terpaksa mengungsi dan melarikan diri ke pegunungan Sinjar.
Pada Agustus, AS melancarkan serangan udaranya terhadap ISIS setelah Irak meminta bantuan internasional. Selama dua pekan, pesawat drone dan jet tempur AS telah menembakkan 89 serangan udara terhadap para militan guna melindungi kepentingan AS dan personelnya.
Terakhir, ISIS telah merilis sebuah video pemancungan jurnalis AS James Foley yang telah ditahan di Suriah sejak November 2012 silam. Pembunuhan Foley merupakan aksi balas dendam terhadap serangan AS di Irak.
Selain itu, mereka juga mengaku telah menyandera seorang jurnalis Amerika lainnya, Steven Sotloff dan nasibnya tergantung pada langkah Obama selanjutnya.