REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik jika ada yang ingin menjadi bagian dari oposisi dari pemerintahan yang akan dipimpinnya pada periode 2019-2024. "Menjadi oposisi itu juga sangat mulia, silakan jadi oposisi asal jangan oposisi menimbulkan dendam dan kebencian," kata Presiden Jokowi mengakhiri pidato Visi Indonesia di SICC Sentul, Bogor, Jawa Barat, Ahad (14/7).
Jokowi mengatakan meminta oposisi benar-benar mengkritisi kebijakan pemerintah jika memang tidak sesuai dengan semestinya. Akan tetapi, jangan menjadi oposisi yang mengkritisi disertai dengan hinaan, cacian, dan kebencian.
Bangsa kita, kata Jokowi, memiliki norma-norma yang perlu dijunjung tinggi, seperti norma agama, juga memiliki etika tata krama ketimuran dan budaya yang luhur. Menurut presiden, rakyat Indonesia harus mengingat norma tersebut baik dalam merealisasikan kebijakan pembangunan maupun yang bertugas sebagai oposisi yang mengawal jalannya pemerintahan.
"Pancasila adalah rumah kita bersama, rumah bagi kita saudara sebangsa setanah air, tidak ada toleransi sedikitpun bagi yang mengganggu Pancasila," tegas presiden.
Presiden Joko Widodo pada Ahad malam menyampaikan lima visi nasionalnya di depan ribuan masyarakat yang hadir. Lima visi itu menyangkut tentang pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia dan juga perekonomian lima tahun ke depan.