REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Meninggalnya Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya, Suhardi, menyisakan duka mendalam bagi siapapun yang pernah mengenalnya. Tak terkecuali Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya Akbar Tandjung. Ketika memberikan sambutan selepas mengikuti shalat jenazah di masjid yang tak jauh dari kediaman Suhardi di Jalan Jati Padang Baru Nomor 7, Jakarta Selatan, Jumat (29/8) tengah malam, Akbar berbagi cerita.
Menurut Akbar, Suhardi, selain dikenal sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, juga merupakan sosok intelektual dan teknokratis. Penyematan ini tak lepas dari kiprah Suhardi selama menjadi akademisi di Universitas Gadjah Mada dan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan dan Perkebunan (kini Kementerian Kehutanan). Selain itu, Akbar menyebut Suhardi adalah sosok dengan visi yang kuat.
Suhardi, kata mantan Ketua DPR ini, bertekad untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan penguatan di bidang pertanian. Suhardi menilai, Indonesia adalah negara yang kaya sumber daya alam dan dapat menjadi negara maju dengan bekal tersebut.
Secara pribadi, Akbar mengaku interaksi dengan Suhardi semakin meningkat menjelang Pemilihan Umum Presiden 9 Juli 2014. Keduanya bahu membahu dalam Koalisi Merah Putih. Koalisi yang diinisiasi oleh Partai Gerindra bersama sejumlah partai lain seperti Golkar dan Partai Amanat Nasional, mengusung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
"Kita sama-sama memperjuangkan yang terbaik untuk rakyat," ujar Akbar.
Suhardi meninggal dunia semalam di RSPP lantaran kanker paru-paru yang diderita. Pagi ini, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto akan memimpin upacara penghormatan terakhir. Upacara untuk Suhardi akan dihelat di kantor di kantor DPP Partai Gerindra pukul 08.00 WIB.
Setelah upacara penghormatan, Suhardi akan diberangkatkan ke Yogjakarta. Sebelum dimakamkan, akan semayamkan di rumah beliau di Joglo Suhardi, Jl. Kaliurang KM 7,5 Gang Dahlia No.90 Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Selamat jalan Profesor Tela, sebuah sebutan lantaran kegigihannya dalam meneliti ketela sebagai sumber pangan pokok.