REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Sarasehan Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan pra Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) 29-31 Agustus di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok Jawa Barat. Sebanyak 500 kiai NU dan sejumlah tokoh hadir dalam acara tersebut.
Katib Aam Syuriah PBNU, Malik Madani mengatakan, NU sebagai pengikut paham Ahlu Sunnah wal Jamaah (Aswaja) selalu mengikuti ajaran yang sesuai dengan Rasulullah dan para sahabat. Sebab, kata Malik, Aswaja merupakan segala perbuatan yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat.
"NU adalah pendukung dan pengikut Aswaja," ujar Malik, Sabtu (30/8) dihadapan para kiai dan tokoh di PP Al-Hikam, Depok, Jawa Barat.
Ia mengatakan, Aswaja mengajarkan keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Artinya, kata Malik, Islam tidak mengajarkan hal yang berlebihan.
NU sebagai pengikut Aswaja, lanjut Malik, tidak akan mudah tertipu hanya karena faktor simbolik. Malik menegaskan, NU dalam melihat kelompok dengam pemahaman yang berbeda lebih kepada subtansi. Oleh karena itu, lanjut Malik, NU tidak akan tertipu hanya karena nama.