REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya Agung Laksono berbagi cerita perihal dinamika terkini di internal partai berlambang pohon beringin tersebut. Agung menyampaikannya kepada wartawan saat ditemui di sela-sela rangkaian acara Independence Day Run 2014 di Kawasan Monas, Ahad (31/8).
"Akhirnya kita semua sepakat untuk bagaimana supaya jangan ada perpecahan di partai. Jadi, mengutamakan kepentingan lebih besar. Win-win solution tetapi tetap dalam bingkai organisasi," ujar Agung.
Agung mengaku tidak lagi mempersoalkan waktu pelaksanaan Musyawarah Nasional Partai Golkar untuk memilih ketua umum. "Saya sendiri tetap siap untuk 2014, tetapi juga siap untuk 2015. Saya mendengar informasi Januari 2015," kata Agung.
Sebelumnya, Agung termasuk salah satu persona yang mendorong agar Munas Partai Golkar dihelat 2014 sesuai AD/ART. Sementara Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie beserta mayoritas pengurus teras DPD I menginginkan agar Munas berlangsung 2015 sebagaimana rekomendasi Munas Pekanbaru 2009.
Saat ditanya perihal posisi Partai Golkar jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla, Agung mengacu pada keputusan Aburizal yaitu tetap berada di Koalisi Merah Putih. Namun demikian, konstelasi politik Partai Golkar bisa berubah pascamunas.
"Itu tergatung munas. Sekarang kewenangan dari ketum. Bisa iya, bisa tidak. Perubahan-perubahan itu apakah menyeluruh atau tidak akan, dilihat di munas," kata Agung yang pernah menjabat sebagai Ketua DPR 2004-2009.