REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- LePPeK (Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Koperasi) dalam kajiannya di tahun 2012 menunjukkan sebanyak 71 persen koperasi yang ada di Indonesia tidak aktif. Namun hal ini dibantah oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin).
"Saya tidak percaya kalau 70 persen koperasi di Indonesia tidak aktif," ujar Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid, di Jakarta, Selasa.
Hal itu, dikatakan Nurdin, dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah koperasi di Indonesia yang terus meningkat. Ia memaparkan, di tahun 1998 jumlah koperasi masih berada di angka 116 ribu. Sedangkan saat ini sudah meningkat mencapai 206 ribu koperasi. Dekopin sebagai wadah gerakan koperasi juga telah melakukan advokasi, fasilitasi, serta edukasi koperasi sehingga memahami benar kondisi di lapangan.
"Artinya dalam sepuluh tahun terakhir ada penambahan 100 ribu koperasi. Masa dia (koperasi) yang baru berdiri langsung tidak aktif," ujar Nurdin.
Ke depan, jelas Nurdin, pihaknya akan melakukan pendataan terhadap koperasi dengan melihat dari empat aspek. Yakni manajemen, usaha, aset, hingga anggota.
"Nanti akan terlihat mana yang memenuhi aspek dan mana yang tidak. Sehingga kita akan mendorong pemerintah untuk cabut (badan usaha koperasi) yang tidak memenuhi kriteria. Karena sudah tidak bisa dianggap sebagai badan koperasi," ujar Nurdin.