Rabu 03 Sep 2014 19:21 WIB

PDIP: Keberhasilan Risma Hanya Asal Klaim

 Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bebricara kepada pers seusai bertemu Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (20/2).
Foto: Antara
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bebricara kepada pers seusai bertemu Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA— Hubungan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan partai politik penyokongnya, Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP), kembali memanas. Hal tersebut diketahui setelah Ketua DPD PDIP Jawa Timur (Jatim), Bambang DH kembali melayangkan kritik terbuka terhadap pemimpin perempuan pertama Surabaya itu.

Mantan Wali Kota Surabaya dua periode tersebut mengaku gregetan melihat sepak terjang Risma. Menurutnya Risma terlalu banyak mengklaim dan melakukan pencitraan. Iamenyebut, banyak proyek berhasil di Surabaya tidak lepas dari prakarsanya semasa menjabat Wali Kota dulu. Misalnya dalam hal pembangunan taman-taman kota.

"Taman itu sudah dirintis sejak 2003, saat Risma belum menjadi apa-apa. Saat saya menjabat 2003, saya bongkar belasan SPBU yang berdiri di jalur hijau, saya jadikan taman," ujar dia.

Selain itu, Bambang juga mempertanyakan hasil kerja nyata Risma selama empat tahun menjabat sebagai Walikota. "Apa yang baru selama empat tahun ini? Investasi menurun, kemudian penyerapan APBD juga tidak 100 persen. Surabaya tak butuh Wali Kota yang suka main klaim," jelasnya.

Secara keras ia menuding kinerja Risma tak lebih dari sekedar pencitraan. Dengan menimbang berbagai alasan, ia menyampaikan, PDIP Jatim tidak akan mendukung lagi Risma pada Pilwalkot Surabaya mendatang. Menurut Bambang, anggota Fraksi PDIP di DPRD Surabaya pun sudah tidak menghendaki lagi Risma.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement